У нас вы можете посмотреть бесплатно Benarkah ANUNNAKI Akan Kembali? | Video ini berpotensi mengguncang iman kalian или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Di tengah padang pasir Mesopotamia yang sunyi, tersembunyi rahasia sebuah peradaban kuno yang telah lama terlupakan oleh dunia. Tanah yang kini dikenal sebagai Irak ini pernah menjadi rumah bagi peradaban tertua yang tercatat dalam sejarah: Sumeria. Namun, selama berabad-abad, kisah mereka hanya tertinggal sebagai bisikan samar dalam legenda dan mitologi kuno. Hingga akhirnya, pada abad ke-19, petualangan arkeologi yang penuh teka-teki dimulai. Jejak yang Hilang Pada awal 1800-an, para arkeolog dan petualang dari Eropa mulai tertarik dengan reruntuhan yang tersebar di tanah Mesopotamia. Kisah-kisah dalam Alkitab dan naskah kuno dari Yunani dan Romawi mendorong mereka untuk mencari kota-kota besar yang diyakini pernah berdiri megah di lembah Sungai Tigris dan Efrat. Mereka menduga bahwa di bawah bukit-bukit pasir yang tak terjamah, terdapat sisa-sisa peradaban besar yang telah lama ditelan waktu. Salah satu ekspedisi pertama dipimpin oleh Paul-Émile Botta, seorang diplomat Prancis yang ditugaskan di Mosul. Pada tahun 1843, ia mulai menggali di situs Khorsabad, yang kemudian diketahui sebagai kota Dur-Sharrukin, ibu kota kerajaan Asyur. Temuannya berupa dinding istana besar dan relief batu yang menggambarkan dewa-dewa dan raja-raja kuno. Namun, ia belum menemukan akar dari peradaban yang lebih tua: Sumeria. Perpustakaan yang Mengubah Sejarah Selang beberapa tahun kemudian, seorang arkeolog Inggris bernama Austen Henry Layard melakukan penggalian di Niniwe, ibu kota Asyur yang termasyhur. Pada tahun 1849, ia menemukan sesuatu yang luar biasa: ribuan tablet tanah liat bertuliskan aksara paku (cuneiform) dalam Perpustakaan Raja Asyurbanipal. Namun, butuh waktu lama sebelum isi tablet ini bisa diungkap. Barulah pada tahun 1872, seorang asisten museum British Museum bernama George Smith berhasil menerjemahkan beberapa tablet tersebut. Ia menemukan fragmen yang berisi kisah yang mirip dengan mitos banjir besar dalam Alkitab, yang kini dikenal sebagai bagian dari Epos Gilgamesh. Dari sinilah, para peneliti mulai menyadari bahwa mereka tidak hanya menemukan sejarah Asyur dan Babilonia, tetapi juga jejak dari sebuah peradaban yang jauh lebih tua—Sumeria.