У нас вы можете посмотреть бесплатно Ngaku Bela Agama, Wajib Simak Nasihat Habib Jindan Berikut Ini (Edisi Lengkap) или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Ceramah Maulid Habib Jindan Jadi Trending Topic, Ini 5 Fakta Sang Habib. Tausiyah maulid Nabi Muhammad SAW yang disampaikan Habib Jindan di Istana Bogor semalam menjadi penyejuk di tengah maraknya isu-isu sektarianisme atas nama agama. Habib Jindan berharap dengan momentum kelahiran Nabi Muhammad SAW, umat Islam bersatu dan meneladani akhlak mulia Nabi dalam kehidupan sehari-hari. Presiden Joko Widodo menggelar acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1439H/2017 M bersama sejumlah ulama dan pejabat negara di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (30/11/2017) malam. Acara dimulai sekitar pukul 20.00 WIB, dimana Presiden menggunakan baju koko warna putih dibalut dengan jas berwarna hitam duduk dan menggunakan peci hitam. Sebelum dimulainya peringatan Maulid, lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan dan selanjutnya pembacaan ayat suci oleh salah satu santri. Adapun yang memberikan Hikmah Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yaitu Habib Jindan Bin Jindan Bin Novel Bin Salim Bin Jindan. Amar Ma’ruf dengan Cara Ma’ruf "Nabi menjawab, dalam situasi perang, 'saya diutus Allah bukan untuk jadi tukang caci maki. Aku, walaupun perang, diutus untuk memberi rahmat'," kata Habib Jindan di Istana Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/11/2017) malam. Menurutnya, Nabi Muhammad SAW selama berdakwah selalu mendapat halangan dari para penolaknya. Tetapi hal itu bahkan tak membuat Rasulullah berlaku kasar kepada mereka. "Agama Islam tidak dibela dengan cacian, makian. Agama Islam dibela dengan rahmat, kasih sayang dan kegigihan," tutur Habib Jindan. Sementara menurut dia, masih ada orang yang berdalih mengamalkan 'amar maruf nahi munkar' dan membuat mereka mencaci maki. Namun itu disebut Habib Jindan merupakan hal salah. "Kita harus melakukan amar maruf dengan cara yang maruf, menyampaikan kebaikan dengan cara yang baik. Juga nahi munkar dengan cara yang maruf. Bukan melakukan amar maruf dengan cara yang munkar," ujar dia. Berikut fakta-fakta tentang Habib yang dikenal dengan tausiahnya yang sejuk itu: 1. Keturunan Singa Podium Betawi. Habib Jindan bin Novel bin Salim Jindan lahir di Sukabumi 21 Desember 1977 atau bertepatan dengan 10 Muharram 1398 Hijriah. Habib Jindan adalah da'i, ulama, dan pimpinan Yayasan Al Fachriyah, Tangerang, Banten. Dia adalah cucu dari Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, seorang pejuang dakwah di Betawi pada tahun 1906-1969 yang berjuluk "Singa Podium". 2. Jadi trending topic di twitter. Ceramahnya yang sejuk membuat jadi pembicaraan warganet. 3. Kerap dibanding-bandingkan dengan Habib Rizieq. Warganet menyayangkan Presiden Jokowi mengundang Habib Jindan. Seharusnya yang diundang adalah Habib Rizieq 4. Pakai seragam Banser, ormas NU 5. Alumnus ‘Tanah Abang’ Jindan bin Novel pernah bersekolah di SD Islam Meranti, kemudian melanjutkan ke Madrasah Jam’iyatul Khair Tanah Abang, dan kemudian ke Darul Musthafa di Tarim, Hadramaut. Sejak muda, sepulang sekolah, Habib Jindan selalu belajar pada habib dan ulama di Jakarta, seperti di madrasah Tsaqafah Islamiyah yang diasuh oleh Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf dan puteranya, Ustadz Abu Bakar Assegaf. Habib Jindan juga pernah belajar bahasa arab di Kwitang (Senen, Jakarta Pusat) di tempat Habib Muhammad bin Ali Al-Habsyi, dengan guru-guru setempat. Di majelis itu, banyak habib dan ulama yang menyampaikan pelajaran-pelajaran agama, seperti Habib Abullah Syami’ Al-Athas, Habib Muhammad Al Habsy. Ustadz Hadi Assegaf, Habib Muhammad Mulachela, Ustadz Hadi Jawwas, dan lain-lain. Sumber: https://goo.gl/N8PQ6i ========================= #ReuniAkbar212 Ma`aruf Amin: 212 Sudah Selesai, Lebih Baik Maulid Nabi Muhammad. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Ma`ruf Amin menyatakan aksi 212 atau 2 Desember 2016 sudah selesai, sehingga tidak perlu lagi mengadakan reuni alumni 212 pada Sabtu, 2 Desember 2017. Ma`ruf mengatakan lebih baik menggelar acara Maulid Nabi Muhammad SAW. Menurut Ma`ruf Amin, reuni alumni 212 hanya memunculkan provokasi dan menimbulkan rasa saling curiga. Ia berharap masyarakat mengubah persepsi untuk jangan menghidup-hidupkan sesuatu yang sebenarnya sudah selesai. "Masalahnya sudah selesai, kok malah dihidup-hidupkan lagi? Untuk apa, untuk apa itu? Tidak perlu lagi, menurut saya," ujar Ma`ruf. Acara seperti reuni 212, tutur Ma’ruf, akan mengkritik tajam kepada pemerintah. "Itu sifatnya seperti orang bukan tausiyah, tapi sifatnya lebih ke agitasi," kata Ma`ruf. Ma`ruf menyarankan kepada umat Islam agar tidak menghadiri reuni alumni 212. Sebaliknya, Ma`ruf menganjurkan umat menyelenggarakan kegiatan seperti Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan Majelis Rasulullah. Sumber: https://goo.gl/Msx3n6