У нас вы можете посмотреть бесплатно JEJAK PENINGGALAN KI AGENG GIRI III DIGUMELEM SUSUKAN BANJARNEGARA или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
KI AGENG GIRILANGAN Kali ini kita berziarah dimakam ki ageng girilangan yang terletak di desa gumelem wetan kecamatan susukan kabupaten banjarnegara jawa tengah. fr6t Untuk mencapai lokasi makam kita bisa mengunakan kendaraan roda dua dan empat.kondisi jalan baik tersedia tempat parkir dan tempat berwudhu serta toilet umum.jalan menuju kependopo utama terbuat dari tatanan batu tersusun rapi dan lingkungan areal makam terawat dengan baik.sebelum mencapai bangunan makam utama terdapat salah satu peninggalan ki ageng giri dan pengikutnya yaitu batu yang menyerupai sajadah yang konon digunakan untuk para pengikut beliau menjalankan ibadah sholat.sebelum pintu gapura utama terdapat paseban 2 yang digunakan warga dan peziarah untuk melakukan ritual slamatan dan beristirahat.selanjutnya makam utama berada disebelah barat paseban kondisi terkunci sehingga apabila peziarah ingin berziarah wajib menghubungi juru rawat makam makam ki ageng girilangan berada pada bangunan makam menyerupai jogjo hanya ada satu makam didalam dan diluar bangunan makam utama terdapat makam para abdi dalem beliau .dipagari bangunan batu bata kuno tertata rapi dan dikelilinggi berbagai macam pohon yang cukup tua sehingga menambah kesan asri dan sejuk. Kerajaan Mataram Islam dibawah kepemimpinan Panembahan Senopati menjadikan wilayah kerajaan tersebar hingga hampir di seluruh pulau Jawa. Salah satu bagian sejarah dari kebesaran kerajaan Mataram adalah Desa Gumelem yang saat ini ada di wilayah Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara. Desa Gumelem, menurut legenda yang diyakini masyarakat setempat, berasal dari kata ‘Kemelem’, yang berarti hanyut terbawa arus sungai. Kemelemnya para pengikut Ki Ageng Giring, yang melakukan perjalanan dari Desa Selomerto setelah berpisah dengan putrinya Dewi Nawangsasi ke arah timur, melintasi beberapa daerah yang nantinya diberi nama sesuai dengan kondisi yang dialami oleh Ki Ageng Giring. Menghilangnya Ki Ageng Giring di bukit Girilangan, diketahui oleh para pengikutnya karena mengingat pesan Ki Ageng Giring. “Bila tandu yang kalian pikul semakin berat, letakkan saja, jangan dibawa. Setelah para pengikut Ki Ageng Giring terasa berat, maka para pengikut beliau meletakkan tandu dan bermaksud melihat kondisi Ki Ageng Giring. Kisah menghilangnya raga Ki Ageng Giring, mendorong salah satu pengikutnya untuk pergi ke Desa Selamerta, dengan maksud untuk melaporkan kejadian ini ke putri Ki Ageng Giring, Dewi Nawangsasi. Namun setibanya di pertapan Dewi Nawangsari di bawah pohon elo di tepi sungai Sapi, pengikut Ki Ageng Giring tidak dapat menemukan Dewi Nawangsasi yang juga ikut moksa. Di tempat tersebut hanya tertinggal Bogem (tempat untuk kinang-red), yang akhirnya tempat tersebut diberi nama Bogem. Dan juga Konon dari cerita turun menurun Pada saat akan wafat, Ki Ageng Giring telah berpesan kepada para pengikutnya. Apabila nanti saya wafat bawa jenasah saya kearah selatan timur makamkan saya digunung girilangan. Keberadaan area pemakaman Ki Ageng Giring, hingga kini masih banyak didatangi peziarah dari berbagai wilayah. Menurut cerita bahwa wilayah Desa Gumelem, sebagai hadiah dari Raja Mataram pada abad ke XVI kepada salah satu punggawa kerajaan bernama Uda Kusuma/ki ageng gumelem, yang telah setia merawat dan menjaga makam Ki Ageng Giring. masyarakat di Desa Gumelem dan sekitarnya, masih memegang tradisi Sadranan Agung untuk memperingati dan menghormati jasa – jasa Ki Ageng Giring. #banjarnegara #kiagenggrilangan #gumelem