У нас вы можете посмотреть бесплатно Pewaris Takhta yang Pernah Sindir Gibran: Babak Baru Keraton Solo Setelah PB XIII Wafat или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru. Baca berita selanjutnya: https://kaltim.tribunnews.com/news/11... TRIBUNKALTIM.CO - Keraton Kasunanan Surakarta tengah berduka setelah Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) XIII wafat pada Minggu (2/11/2025) pagi di Rumah Sakit Indriyanti, Solo. Kabar ini mengejutkan publik dan warga Kota Bengawan yang selama ini menghormati sosok raja sepuh tersebut. Namun di balik suasana duka, perhatian kini tertuju pada siapa yang akan melanjutkan takhta Kasunanan dan nama Gusti Purbaya, putra mahkota yang pernah memicu polemik karena sindirannya terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, kembali mencuat. PB XIII meninggalkan satu garis keturunan laki-laki yang sah secara adat, yakni K.G.P.A.A. Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra, atau Gusti Purbaya, putra bungsu PB XIII dengan G.K.R. Pakubuwana (K.R.Ay. Pradapaningsih). Purbaya telah dinobatkan sebagai putra mahkota sejak 2022 dalam upacara Tingalan Dalem Jumenengan ke-18 PB XIII. Pria kelahiran 2003 itu dikenal sebagai figur muda terdidik. Ia menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro dan dikabarkan tengah menyiapkan studi magister di Universitas Gadjah Mada (UGM). Nama Purbaya sempat menjadi perbincangan nasional pada Maret 2025 setelah mengunggah pernyataan bernada kritik terhadap kondisi republik. Dalam unggahan tersebut, ia menulis kalimat “Nyesel Gabung Republik” dan “Percuma Republik Kalau Cuma Untuk Membohongi”, disertai foto dirinya bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Publik segera menafsirkan sindiran itu sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintahan yang diwakili oleh Gibran, sosok yang juga berasal dari Solo dan memiliki akar budaya kuat dengan keraton. Sikap kritis Purbaya dianggap tidak lazim bagi lingkaran bangsawan Kasunanan, yang umumnya bersikap netral dan menghindari pernyataan politik terbuka. Meski demikian, Pengageng Sasono Wilopo, K.P.H. Dani Nur Adiningrat, menegaskan bahwa unggahan tersebut bukan bentuk permusuhan dengan Wapres Gibran. Menurutnya, pernyataan Purbaya merupakan kritik sosial terhadap berbagai permasalahan nasional seperti kasus BBM oplosan, PHK massal di PT Sritex, korupsi timah, serta lemahnya penegakan hukum dalam kasus pagar laut. Ia juga menegaskan hubungan keduanya tetap baik sejak masa Gibran menjabat Wali Kota Solo hingga kini menjadi Wakil Presiden. Penulis: Fachri Mahayupa Sumber: Wartakotalive.com Editor: Jofan Giantirta Uploader: Jofan Giantirta #gustipurbaya #keratonsolo #pakubowono #naiktahta #putramahkota 0:00 Kabar Duka PB XIII wafat 0:35 Wafatnya PB XIII dan Bayangan Suksesi 1:30 Sindiran terhadap Gibran yang Sempat Picu Polemik 2:45 Sinyal Perubahan di Tubuh Keraton