У нас вы можете посмотреть бесплатно Tradisi Iwwadh di Kota Palu Kian Berkembang или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
PALU, KOMPAS.TV - Masyarakat keturunan Arab di Kota Palu, Sulawesi Tengah, memiliki tradisi unik dalam merayakan Idulfitri yang dikenal dengan sebutan Iwwadh. Tradisi ini rutin dilaksanakan pada hari kedua Lebaran sebagai momen untuk mempererat silaturahmi dan memperkokoh nilai-nilai kebersamaan. Namun, ada yang berbeda dalam pelaksanaan Iwwadh tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu kebiasaan yang dahulu menjadi ciri khas dalam perayaan Iwwadh adalah pembagian uang dari lantai dua rumah Nadoli yang merupakan lokasi puncak acara. Rumah Nadoli sendiri memiliki nilai historis bagi masyarakat keturunan Arab di Kota Palu. Rumah ini bukan hanya saksi bisu perjalanan sejarah warga keturunan Arab di Palu, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dalam menjaga tradisi. Namun, tahun ini, Iwwadh digelar lebih sederhana. Para tamu yang hadir dijamu dengan makan siang bersama, menciptakan suasana kekeluargaan yang lebih hangat dan akrab. Tidak hanya itu / perayaan kali ini tidak lagi terbatas bagi warga keturunan Arab saja, tetapi juga melibatkan masyarakat local. Hal ini menunjukkan bagaimana tradisi Iwwadh terus berkembang dan beradaptasi dengan dinamika sosial yang ada. Menurut Farid Djafar Nazar bilang, Iwwadh sendiri memiliki arti kembali, yang mencerminkan makna kembali menyucikan diri dan saling memaafkan demi mempererat tali silaturahmi. Esensi dari Iwwadh bukan sekadar tradisi turun-temurun, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat hubungan antar sesame, baik dari kalangan keturunan Arab maupun masyarakat luas. Sebelum pelaksanaan acara inti, Iwwadh diawali dengan ziarah ke makam Habib Idrus bin Salim Al-Jufri atau yang lebih dikenal sebagai Guru Tua. Setelah itu, warga melanjutkan silaturahmi dari rumah ke rumah sambil melantunkan shalawat Nabi sebagai bentuk doa dan keberkahan bagi pemilik rumah. Perubahan dalam pelaksanaan Iwwadh tahun ini menjadi cerminan bahwa tradisi bukanlah sesuatu yang statis. Dengan tetap mempertahankan nilai-nilai inti, Iwwadh kini menjadi ajang yang lebih inklusif dan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di Kota Palu. Ke depan, diharapkan tradisi ini terus lestari dan semakin mempererat hubungan sosial di tengah keberagaman. #TradisiLebaran #Iwwadh #RumahNadoly