Terungkap, Pembunuh Bendahara Gereja Sudah Direncanakan скачать в хорошем качестве

Terungkap, Pembunuh Bendahara Gereja Sudah Direncanakan

WARTATAPANULINEWS.COM, TAPTENG - Rekonstruksi pembunuhan Rosmaniar Simanjuntak (52), warga Dusun I Lobu Nagor Desa Mardame Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapanuli Tengah, yang ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di kebun karet miliknya, Kamis (31/8/17), di gelar Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort Tapanuli Tengah. Gelar rekonstruksi dilaksanakan di halaman Mapolsek Pandan, Senin (2/10/2017), sekitar pukul 11.00, di hadiri oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Hiras A Silaban SH dari Kejaksaan Negeri Sibolga, Penasehat Hukum tersangka Parlaungan Silalahi SH, keluarga korban, serta seratusan masyarakat yang ingin menyaksikan rekonstruksi secara langsung. Dalam rekonstruksi terungkap aksi pembunuhan Rosmaniar Simanjuntak sudah direncananakan sebelumnya. Tersangka Sihol Parulian Simanjuntak alias bapak Darius merupakan warga Dusun I Desa Rampa, Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapanuli Tengah. 3 orang saksi dihadirkan dalam gelar rekonstruksi, termasuk dari pihak keluarga korban. Dari adengan yang di gelar, tersangka Sihol Parulian Simanjuntak, pada tanggal 31 Agustus 2017 sekitar pukul 08.00 WIB berangkat dari rumah miliknya untuk pergi bekerja mengambil air aren di kebun Hotma Hutagalung, di Dusun I Lobu Nagor Desa Mardame Kecamatan Sitahuis, dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra X warna merah hitam. Sesampainya di Dusun I Lobu Nagor Desa Mardame tersangka memakirkan sepeda motor dekat simpang menuju ke Gereja HKBP Rampa. Kemudian berjalan kaki menuju pohon aren yang berjarak sekitar 100 meter dari tempat parkir. Selesai mengiris pohon aren, tersangka menuju rumah orang tuanya yang berada di Dusun I Lobu Nagor Desa Mardame dengan mengendarai Honda Supra X warna merah hitam, dengan maksud mengambil 2 buah jerigen untuk tempat air aren. Selanjutnya tersangka kembali berangkat menuju lokasi kerja yang berbeda namun masih di Dusun I Lobu Nagor Desa Mardame. Sekitar pukul 06.30 WIB, korban Rosmaniar Simanjuntak (diperankan Bripda Yosi Hutabarat), berangkat dengan berjalan kaki dari rumahnya menuju ke kebun karet yang berada di Dusun I Lobu Nagor untuk menderes. Saat berjalan menuju kebun karet, korban sempat berselisih dengan tersangka yang saat itu hendak menuju kebun aren milik Sakti Lumbantobing. Sebelumnya, korban sempat singgah di kedai Ritawati Hutagalung yang berada simpang menuju kebun karet, sembari membeli 2 buah roti dan 1 batang rokok. Sesampai di kebun, korban langsung beraktivitas menderes pohon karet. Sebelumnya, sekitar pukul 06.40 WIB saksi Hotma Hutagalung melihat tersangka melintasi jalan rabat beton dengan mengendarai sepeda motor menuju kebun Sakti Lumbantobing dan langsung berjalan menuju pohon aren sekitar berjarak 500 meter dari tempat parkir. Sekitar pukul 07.30 WIB, tersangka sampai ke kebun Sakti Lumbantobing, dan bekerja mengiris pohon aren untuk diambil niranya. Sesusai kerja tersangka kembali menuju ke Gereja HKBP Rampa. Dengan berjalan kaki tersangka menuju kebun karet tempat korban bekerja dengan membawa sebatang kayu bulat panjang 75 cm, yang sebelumnya sudah dipersiapkan tersangka. Dengan diam-diam tersangka mendekati korban dan memukulkan kayu kebagian kepala korban, yang membuat korban terkapar dengan posisi bersujud dekat pohon karet. Mengetahui korban sudah tidak berdaya, tersangka memeriksa tas milik korban namun tidak menemukan uang sepeserpun. Isi tas korban hanya berisi roti dan obat-obatan. Tersangka kemudian pulang ke rumah dan sempat bertemu istrinya Lina Yanti. Adengan selanjutnya, Sekitar 13.25 WIB Lien Masel Sihombing sedang memanjat pohon jengkol didekat kebun korban. Melihat beberapa pohon karet yang sudah terderes dan mengetahui korban sedang bekerja, Lien langsung memanggil korban dengan sebutan nantulang sebanyak 3 kali. Walau sudah dipanggil berulang-ulang korban tetap tidak menyahut. Karena tidak ada sahutan, Lien mencari korban disekitaran kebun karet dan menemukan korban terlungkup. Lien melihat kepala korban mengelurkan darah. Bersama dengan beberapa warga lainnya Lien mencoba memberikan pertolongan, namun korban sudah tidak bernyawa lagi. Pantauan di lapangan, pelaksanaan gelar rekonstruksi yang di kawal oleh personil Polres Tapteng dan Polsek Pandan, berjalan dengan lancar dan tertib. Gelar rekonstruksi dilakukan hingga puluhan adengan. (ben/wtn)