У нас вы можете посмотреть бесплатно Hidup PKI! Jadi Kalimat Terakhir DN Aidit saat Dieksekusi Mati di Sumur Tua Boyolali seusai G30S/PKI или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru TRIBUN-VIDEO.COM - DN Aidit, Ketua PKI dan tokoh utama di balik G30S, akhirnya ditangkap setelah melarikan diri dari Jakarta. Menjelang eksekusinya di Boyolali, ia sempat menyampaikan pidato terakhir di hadapan pasukan penjemput maut. Gerakan 30 September 1965 menjadikan nama DN Aidit sebagai salah satu antagonis utama bersama Untung. Setelah peristiwa berdarah itu, Ketua CC PKI itu langsung melarikan diri dari Jakarta. Dia menjadi buronan utama pasukan militer yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto, yang kemudian menggulingkan Presiden Soekarno dan mengambil alih kekuasaan. Setelah G30S meletus pada 1 Oktober 1965, Aidit melarikan diri dari Jakarta ke Yogyakarta dengan menggunakan pesawat Dakota T-443 pada 2 Oktober 1965 sekitar pukul 01.0012. Tujuannya adalah untuk mengonsolidasikan kekuatan PKI di Jawa Tengah. Di Yogyakarta, Aidit sempat bertemu dengan beberapa tokoh PKI lainnya, seperti Sudisman, dan Njoto. Namun, dia mendapati bahwa PKI terpecah menjadi dua sayap, yaitu sayap radikal yang mendukung G30S dan sayap moderat yang menentangnya. Aidit pun berusaha menyatukan kembali partainya dengan berkeliling Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sementara itu, di Jakarta, Soeharto menetapkan PKI sebagai dalang G30S dan melancarkan operasi militer untuk menumpas mereka. Soeharto juga menunjuk Kolonel Yasir Hadibroto sebagai pemimpin perburuan Aidit. Pada 22 November 1965, Aidit akhirnya tertangkap di Solo oleh pasukan Yasir. Ia ditangkap di rumah Harjomartono di Kampung Sambeng, belakang Stasiun Balapan. Saat itu, dia sedang bersembunyi bersama beberapa orang pengawalnya. Setelah ditangkap, Aidit dibawa ke Markas Brigif IV Loji Gandrung, Solo untuk diinterogasi. Dalam pemeriksaan itu, Aidit mengaku bertanggung jawab atas G30S dan meminta untuk bertemu dengan Soekarno. Permintaannya ditolak oleh Yasir, yang khawatir bahwa Soekarno akan memutarbalikkan fakta. Rencananya, Aidit akan dibawa ke Semarang untuk diadili di Markas Kodam Diponegoro. Namun, hal itu tidak pernah terjadi. Dalam perjalanan ke Semarang, Yasir membawa Aidit ke Markas Batalyon 444 di Boyolali tanpa sepengetahuan pengawal lainnya. Di sana, Yasir menunjukkan sebuah sumur tua di belakang rumah Mayor Trisno, komandan batalyon tersebut. Di tepi sumur tua itu, Yasir mempersilakan Aidit untuk mengucapkan kata terakhir. Aidit pun berpidato dengan berapi-api dan mengkritik Soeharto dan Nasution sebagai pengkhianat revolusi. Di akhir pidatonya, ia berteriak "Hidup PKI!". Seruan itu menjadi seruan terakhirnya, karena segera setelah itu ia ditembak mati oleh Yasir dan jasadnya dimasukkan ke dalam sumur tersebut.(*) https://intisari.grid.id/read/0338992... Host: Fransisca Krisdianutami Mawaski Editor: Bati Omar Zaky Uploader: