У нас вы можете посмотреть бесплатно CINTA SAMA DENGAN CINDOLO NA TAPE KOMEDI MAKASSAR или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Cinta Sama dengan Cindolo na Tape adalah tontonan membingungkan, canggung, layaknya pertemuan dengan gebetan yang berujung kekacauan, grogi, tidak tahu mesti berkata apa. Akhirnya untuk menyampaikan maksud sederhana pun sulit, hanya bisa meracau, bicara tidak keruan. Seperti film ini, yang bermaksud menyampaikan perihal sederhana, bahwa cinta serupa cendol dan tape, walau manis di awal akan basi kalau dibiarkan terlalu lama, tapi terbata-bata akibat terjebak dalam narasi tanpa arah pasti. Film ini melanjutkan kisah film pendek berjudul sama karya Rusmin Nuryadin (kini menjadi penulis naskah) yang beberapa tahun lalu “meledak” di Makassar. Dua sahabat, Timi (A Thesar Resandy) dan Ian (Brilian Rexy Sondakh), yang di film pendeknya masih siswa SMP, sekarang telah duduk di bangku SMA. Hubungan mereka merenggang setelah Timi merasa mendapat pengaruh buruk dari Ian, yang gemar membolos, malas belajar, dan bergaul dengan berandalan. Singkatnya, Timi ingin bertobat. Sampai datang Cinde (Maizura), siswi pindahan dari Jakarta, yang seketika merenggut hati Timi, pun sebaliknya. Ian menganggap kehadiran Cinde membuat Timi melupakannya. Dia bingung, mengapa kawan lamanya menjauh. Ian tidak sendiri. Saya pun bingung, kesulitan memahami jalan pikiran atau motivasi perbuatan semua karakternya. Ambil satu adegan sebagai contoh. Ian mendatangi Cinde, mencurahkan kekesalannya soal perubahan Timi. Cinde mengamini. Namun ketika Cinde coba menenangkan, Ian tersinggung, merasa si gadis malah membela Timi. Lalu Ian pergi sambil tetap mengomel, memaksa Cinde mengaku kalau sebenarnya ia menyukai Timi. Apa ada cinta segitiga di sini? Tersirat demikian di satu kesempatan, hanya untuk dibantah di kesempatan lain. Semakin membingungkan, selain akibat naskahnya, juga karena ketidakmampuan sutradara Andi Burhamzah bertutur lewat visual dalam debutnya ini. Konon, diam punya jutaan arti, tapi Cinta Sama dengan Cindolo na Tape membuatnya jadi milyaran alias gagal memberi titik terang. Kesubtilan bisa berujung baik. Artinya sang pencerita menghargai intelegensi penonton, enggan menyuapi mereka. Tapi kesubtilan yang baik mesti mengandung petunjuk-petunjuk yang mengarahkan pemaknaan menuju satu tujuan, pula tidak saling berkontradiksi sebagaimana terjadi di sini.