У нас вы можете посмотреть бесплатно GEGER! Rumah Warga di Surabaya Dibuntu Pagar Tetangga, Ini Reaksi Wawali Surabaya Cak Ji или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Vp: Rizky - Reporter: Faiq Nuraini TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kepekaan sosial dan Tepo seliro warga Surabaya diuji. Keluarga Ibu Ruqoyah, warga Jl Nginden Gang 2, Kecamatan Sukolilo, sudah enam bulan mendapati rumahnya dibuntu pagar tembok tetangga. Ibu ini meminta agar tembok batako itu dibongkar untuk sekedar akses keluar masuk rumah. "Saya inginnya dibongkar mawon pagar temboke. Beri kami jalan meski itu bukan tanah kami. Ini diberi jalan pojok rumah, tapi pas cagak rumah orang," rengek Ibu Ruqoyah saat ditemui Rabu (4/1/2022). Tampak Perempuan ini terus menatap batako yang sudah dipasang persis di ujung teras rumahnya. Teras rumah selebar 1 meter itu berbatasan dengan halaman tetangganya. Saat ini teras Ruqoyah sudah dibuntu tetangganya. Hanya menyisakan lewatan satu orang. Roqoyah tinggal di gang kecil dengan rumah berukuran kecil pula. Tempat tinggalnya berhimpitan dengan warga lain. Gang kecil itu pres untuk ukuran setengah meter, hanya bisa dilewati motor. Rumah kecil milik keluarga Ruqoyah bersebelahan persis dengan rumah Ibu Yastin. Rumah Yastin relatif lebih besar dan langsung menghadap gang II. Sisi kanan rumah Yastin menempel rumah Ruqoyah. "Sudah sekitar setengah tahun kami pagar karena rencana untuk parkir. Kami pagar biar jelas batas sesuai yang diukur kelurahan. Ya nanti kami tembok," ucap Yastin. Meski demikian, Yastin bersama keluarganya sudah merelakan setengah meter untuk akses lewat Ruqoyah. Namun karena tidak nyaman dengan tembok batako persis di teras rumah, akhirnya melahirkan polemik warga bertetangga ini. Apalagi tidak hanya dua keluarga ini. Keluarga yang lain juga merasakan dampak tembok-menembok dan pagar memagar rumah. Sampai akhirnya persoalan warga ini sampai di Wakil Wali Kota Surabaya Armuji. Wawali Cak Ji ini didampingi Lurah Nginden Jangkungan Novi Asti dan aparat kepolisian dan Satpol PP mendatangi lokasi. "Ayo camat, lurah, RW RT, lebih peka melihat problem warganya. Jangan ada akses warga dibuntu pagar saat hidup bertetangga di Surabaya," tegas Cak Ji di lokasi. Wawali Surabaya ini menyayangkan rasa kekeluargaan dan jiwa sosial antartetangga tidak dikedepankan. Begitu tiba di lokasi, Cak Ji mengecek tembok batako di teras rumah Ruqoyah. Juga tembok perbatasan rumah Yastin dengan rumah yang lain. Cak Ji pun meminta keluarga Yastin dan Dasmiran (pemilik tanah) untuk membuat akses permanen jalan untuk warga dan tetangga. Minimal untuk lewat sepeda motor. Lurah Novi pun segera membuatkan perjanjian warga. "Akan kami buatkan perjanjian tertulis," tandas Novi. Cak Ji yang asli Nginden paham bahwa kepemilikan tanah di kampung itu memasuki generasi ke-empat. Disinilah permasalahya pun dimulai, salah satu warga yang rumahnya berada di tengah-tengah menutup akses yang tepat di kiri dan kanan halaman. Saat jual beli dulu, tak ada perjanjian tertulis. Orang dulu dasarnya saling percaya. Namun karena perkembangan zaman dengan harga tanah makin mahal di Surabaya timbul masalah. Namun demikian, antartetangga sebaiknya saling tepo seliro dan membicarakan baik-baik. Hidup bertetangga saling mementingkan kepentingan sosial. Hal ini ditekankan dalam mediasi antarwarga. Jangan ada lagi saling tutup akses jalan karena alasan tanah milik Website https://jatim.tribunnews.com/ Twitter / tribunjatim Facebook / tribunnewsjatim Instagram / tribun_jatim #surabaya #cakji #viral #tribunjatim #matalokalmenjangkauindonesia