У нас вы можете посмотреть бесплатно Monolog "Bagaimana Jika Aku Tak Sekuat Ibu" || Sherly Chairani || XII FL 9 или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Judul: “Bagaimana Jika Aku Tak Sekuat Ibu” PROLOG Orang sering bilang bahwa jadi anak pertama itu hebat. Katanya, tangguh, dewasa, bisa diandalkan. Tapi tak banyak yang tahu, di balik kata “tangguh”, ada lelah yang tak pernah sempat disuarakan. Aku anak pertama. Dan Ibu adalah perempuan yang mengajariku arti sabar, tanpa banyak bicara. ⸻ MONOLOG UTAMA Ibu itu kuat. Tapi bukan karena hidupnya mudah, melainkan karena hidup tak memberinya pilihan untuk lemah. Aku tumbuh melihat Ibu diam. Diam saat disakiti. Diam saat diremehkan. Diam saat hatinya hancur, tapi tetap tersenyum agar kami tak khawatir. Ibu… kadang aku takut. Takut tak bisa sekuat Ibu. Aku juga punya tanggung jawab yang besar, Bu. Setelah aku lulus nanti, aku yang harus bantu Ibu. Aku yang harus jagain adik-adik. Aku yang harus terus berdiri meski lututku sendiri gemetar. Nak.. Ibu bukan kuat karena tak punya luka. Ibu kuat karena Ibu punya alasan untuk bertahan— yaitu kalian. Tapi, Bu… kenapa Ibu harus terus diam? Kenapa Ibu selalu sabar sama orang yang nyakitin Ibu? Aku nggak bisa kayak Ibu. Aku nggak bisa terus diam kalau disakitin. Aku nggak mau Ibu terus terluka cuma karena terlalu baik. Tapi… mungkin itu bedanya aku dan Ibu. Ibu nggak butuh suara keras untuk kuat. Ibu cukup menunduk, berdoa, dan semua reda. Bu… kalau suatu hari aku gagal… Kalau aku nggak bisa jadi seperti Ibu… Tolong jangan kecewa ya. Aku cuma manusia yang sedang belajar jadi sekuat perempuan yang paling aku cintai. ⸻ EPILOG Mungkin aku tak sekuat Ibu, tapi aku mewarisi caranya mencinta — dalam diam, tanpa pamrih. Aku tak bisa menjanjikan apa pun, tapi aku tahu satu hal: aku akan terus berusaha agar setiap langkahku jadi doa untuk Ibu, yang pernah jatuh… tapi tetap memilih untuk berdiri. Karena kalau hari ini aku bisa berdiri, itu karena Ibu. Perempuan yang diamnya menyembuhkan, dan cintanya tak pernah habis oleh waktu. ⸻