У нас вы можете посмотреть бесплатно Simulasi Perekrutan Kelompok Teroris, Awal Seseorang Terpapar Radikal Hingga Yakin Untuk Jihad или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan mendemonstrasikan proses perekrutan kelompok terorisme. Eks Komandan jaringan teroris Negara Islam Indonesia (NII) itu menjelaskan proses awal seseorang dapat terpapar radikalisme hingga akhirnya yakin untuk melakukan jihad. Jihad dalam hal ini berarti kegiatan terorisme seperti bom bunuh diri, yang dapat mengancam keamanan masyarakat dan stabilitas keamanan negara. Ken menjelaskan, saat merekrut seseorang biasanya kelompok-kelompok radikal mengajukan sejumlah pertanyaan sederhana kepada targetnya. "Hanya berusaha mengarahkan saja. Biasanya perekrutan ini awalnya di medsos, tapi ketika sudah ketemu nanti bisa ada 5 perekrut. Korbannya satu yang rekrut 5 orang, korbannya laki-laki yang rekrut 5 perempuan cantik. Kita menggunakan konsep pengkondisian," ujar Ken di Hotel Diradja Jakarta, Rabu (17/2/2021). Ken menjelaskan, dasar proses doktrinasi paham radikal mendasarkan pada tiga hal yaitu iman, hijrah, dan jihad. Tiga hal itu biasanya dipadankan dengan akar, batang, buah. "Jadi kita bicara Allah itu seperti pohon, kalau mau mencapai surga seperti pohon. Ada ayatnya," tutur Ken. "Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah memberikan sesuatu yang baik itu seperti pohon yang baik, akarnya menghujam ke tanah, bakarnya menjulang tinggi ke angkasa, dan menghasilkan buah yang berkali-kali lipat," papar dia. "Jadi kalau ingin mencapai surga seperti pohon, akarnya menjulang ke tanah, batangnya harus dirawat, pasti akan menghasilkan buah berkali-kali lipat," pungkas Ken.