У нас вы можете посмотреть бесплатно [TAUHID SUFI] MEMBONGKAR ALAM KHALQIYYAH | ABUYA SYEIKH H. AMRAN WALY AL KHALIDI или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
BIOGRAFI ABUYA SYEKH H. AMRAN WALY AL-KHALIDI Nama : Abuya Syekh H. Amran Waly Al-Khalidi Lahir : Pawoh Labuhan Haji, 21 Agustus 1947 Orang Tua : – Ayah : Abuya Syekh H. Muhammad Waly Al-Khalidi, seorang ulama besar di Aceh yang hidup tahun 1917 – 1961 M, Pendiri Pesantren Darussalam Labuhan Haji Aceh Selatan. – Ibu : Hj. Raudhatinnur/ Ummi Pawoh Pendidikan : Abuya Syekh H. Amran Waly menimba ilmu pertama dari orangtuanya sendiri dan belajar kepada Abuya Syekh Zakaria Labai Sati (Sumatera Barat) dan Imam Syamsuddin (Sangkalan Aceh Barat Daya) murid-murid dari orangtua beliau dari berbagai ilmu keagamaan, baik ilmu fiqih, tauhid aqidah, tasawuf, dan ilmu alat lainnya seperti ilmu nahu, saraf, badi’ manteq, usul fiqh dan lain-lain. Beliau diizinkan untuk mengembangkan Thariqat Naqsyabandiyah oleh tuan Syekh Aidarus Kampar putra dari Syekh Abdul Ghani Al-Kampari dan juga untuk mengajarkan kitab Majmu’ Rasail karangan Syekh Sulaiman Zuhdi sebagai pedoman dalam pengembangan Thariqat Naqsyabandiyah, bersuluk pada orangtuanya dan juga pada Abuya Syekh Zakaria Labai Sati. Beliau juga pernah belajar di Pesantren Riadhus Shalihin yang dipimpin oleh Abu H. Daud Zamzami (Banda Aceh) dan masuk perguruan tinggi baik di Aceh maupun di Sumatera Barat, dan juga pernah belajar di Collage Islam (Lampuri, Kotabaru Kelantan) Malaysia. Pengalaman : Pimpinan Pondok Pesantren orangtuanya Darussalam Labuhan Haji selama 10 tahun dari tahun 1972 s/d 1982. Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ihsan desa Pawoh Labuhan Haji dari tahun 1982 s/d sekarang. Dan juga turut sebagai guru besar dan pimpinan bersama kakak-adik Pondok Pesantren orangtuanya Darussalam Labuhan Haji sampai saat ini. Pernah menjadi Anggota DPR Tk. II Kabupaten Aceh Selatan periode 1982 s/d 1987. Pada tahun 2004 beliau mendirikan Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf (MPTT) yang berkembang saat ini sampai se Nusantara bersama dengan guru-guru besar Tasawuf baik dari Malaysia dan Jawa seperti Syekh Ibrahim Mohammad dari Malaysia, Abu Muhammed DR. Rohimuddin Nawawi Al Bantany dari Banten, dan DR. M. Dhiyauddin Kuswandi dari Surabaya, dll. AJARAN TAUHID TASHAWUF / TAUHID SUFI Ajaran ini adalah di fokuskan kepada amal yang menzahirkan hal setelah kita mendapatkan ilmu baik mengenai dengan 'aqidah , hukum Syara' dan memperbaiki akhlak / tashawwuf . Untuk mengamalkan ilmu yang kita peroleh adalah dengan katagori IHSAN sebagai rukun agama , yaitu: أن تعبد الله كأنك تراه فان لم تكن تراه فإنه يراك "Bahwa kamu menyembah Allah seolah-olah kamu menyaksikanNya, maka jika kamu tidak menyaksikanNya maka sesungguhnya Allah menyaksikanmu" Dengan mengamalkan Ihsan ini maka 'aqidah kita yaitu Ahlussunnah Waljama'ah dan pengamalan hukum Syara' tertanam dan bercahaya pada bathin kita, kita dapat menyaksikan keberadaan Allah pada diri kita dan alam semesta. Kita melihat ummat Islam dewasa ini hanya Sanya mereka mengetahui 'aqidah dan hukum Syara' dan tidak mendalami Ihsan maka islamnya / agamanya rapuh sehingga baik pemerintah, ulama dan masyarakat tidak dapat menjaga diri mereka untuk memelihara 'aqidah mereka sehingga banyak tergantung kemauan mereka kepada alam / dunia penyebab ada kemusyrikan dan kenifaqan dan pengamalan hukum baik itu perintah maupun larangan tidak dapat di lakukan dengan baik / istiqamah, banyak mereka mengenteng-entengkan perintah Allah dan melakukan perbuatan yang ma'siat, bathin mereka tumbuh kesombongan dan kedengkian dan pekerjaan mereka di dasarkan kepada nafsu yang jelek sehingga lupa untuk menjalankan hukum yang benar sesuai dengan anjuran Allah dan Rasul. Untuk mendapatkan katagori Ihsan maka di ajaklah masyarakat banyak berzikir / rateb seribee di mana-mana, kami melakukan yang demikian itu bukan untuk mendapatkan kedudukan baik dalam pemerintah dan masyarakat dan bukan untuk merongrong / menjelekkan negara republik Indonesia tercinta ini, kami hanya mengamalkan apa yang di sampaikan Allah dalam Al Qur'an : وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِّمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ "Orang yang paling baik adalah yang dapat menyerahkan dzatnya kepada Allah dan dan dapat memandang dzatNya"(Q.s An nisaa : 125), Dengan zikir rateb seribee untuk kita dapat menyerahkan dzat kita kepada Allah dan memandang dzatNya bukan kepada makhluk, Allah akan melimpahkan Rahmat, keberkahan, kemakmuran, kedamaian pada seluruh orang Aceh dan ummat Islam lainnya. Kalau ada yang menuduh bahwa ajaran tauhid tashawwuf merusak 'aqidah itu karna kebodohannya, padahal tauhid tashawwuf untuk memperkokoh 'aqidah ahlussunnah wal jama'ah, meningkatkan kepatuhan dan membuat hubungan sesama dengan akhlak yang mulia, inilah ajaran tauhid tashawwuf yang masih di benci oleh kebanyakan ummat Islam di Aceh.