У нас вы можете посмотреть бесплатно MIRI: Jembatan Desa Bagor Jadi Tempat Wik Wik Dan Pesta Miras Warga Sragen Resah или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
RAGAM SUKOWATI – MIRI - Kolong Jembatan Muneng kerap digunakan orang yang tidak bertanggungjawab. Lokasi yang sepi justru kerap digunakan untuk mabuk-mabukan dan pacaran pada malam hari. Lantaran sudah dianggap berlebihan, warga mulai mengeluhkan kondisi tersebut. Jembatan Muneng yang berada di Desa Bagor, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah ini baru diresmikan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati tahun ini. Jembatan ini sebenarnya untuk membuka akses desa Gilirejo dan Gilirejo Baru ke Desa Bagor agar lebih mudah. Namun kolong jembatan itu justru digunakan sebagai tempat pesta Miras dan pacaran di malam hari. Terlihat di kolong jembatan Muneng, terdapat sejumlah botol air mineral berserakan dengan sisa minuman keras jenis Ciu. Selain itu ada pecahan botol minuman beralkohol. Ditambah lagi banyaknya aksi vandalisme coretan di dinding tiang jembatan. Sejumlah warga mengeluh dengan aktivitas pemuda pemudi yang melakukan kegiatan malam hari di jembatan tersebut. Salah satunya Wasiyo, 60, warga Genengsari Rt 08, Desa Bagor, Kecamatan Miri yang kerap melintas di jembatan Muneng. Dia menyampaikan banyak aktifitas remaja yang meresahkan warga sekitar. ”Sering itu pada malam minggu, Pada gitaran sampai pagi. Banyak yang main kesini setelah jembatan ini dibangun. Kadang ada botol ciu dan botol minum mimunan lainnya yang sering mereka minum disitu,” jelasnya. Wasiyo mengaku sangat terganggu karena rumahnya tidak jauh dari jembatan. Bahkan terkadan g saat melintas pagi hari masih banyak yang tidur di jembatan ini. Tidak hanya laki-laki tapi juga perempuan. Warga sebenarnya hendak melarang dan memberi himbuan kepada para remaja itu agar tidak menganggu masyarakat ketika malam hari. Rencana itu urung dilakukan untuk menghindari salah paham. ”Mau mengingatkan tapi namanya anak muda lagi terpengaruh minuman keras. Mereka dari luar desa Bagor mas yang sering nongkrong disini,” ujarnya. Pihaknya berharap yang menindak dari kepolisian atau pihak terkait. Agar ada efek jera dari para pemabuk itu. Sementara, Komandan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Heru Martono menyampaikan akan menindak lanjuti keluhan masyarakat. Dia menegaskan akan mengerahkan anggota ke lokasi. ”Bukan malam ini, tapi kami tetap akan kesana dan tindaklanjuti itu,” ujarnya.