У нас вы можете посмотреть бесплатно Dirjen Nicholay Aprilindo: Perlakukan WBP sebagai Manusia, Mereka Punya Hak yang Sama или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Dirjen Nicholay Aprilindo: Perlakukan WBP sebagai Manusia, Mereka Punya Hak yang Sama Salatiga – Direktur Jenderal Instrumen dan Penguatan HAM, Kementerian HAM, Nicholay Aprilindo di dampingi Kepala Kantor Wilayah Kementerian HAM Jawa Tengah, Mustafa Beleng, melakukan kunjungan kerja ke Rumah Tahanan (Rutan) Salatiga dalam rangka penguatan kapasitas Hak Asasi Manusia (HAM), selasa (29/4). Kunjungan ini disambut hangat oleh Pelaksana Harian Kepala Rutan Salatiga, Kumroji. Dalam sambutannya, Dirjen Nicholay menekankan pentingnya memanusiakan para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). "Saya melihat para WBP itu dengan hati nurani. Perlakukan mereka sebagai manusia. Kesalahan masa lalu adalah pelajaran untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik," tegasnya. Dirjen IDP juga menekankan bahwa para tahanan dan WBP memiliki hak-hak dasar yang harus dihormati, termasuk hak atas pelayanan kesehatan, makanan bergizi, keamanan, serta kebebasan dari intimidasi dan kekerasan. Kepala Kanwil Kemenham Jateng, Mustafa Beleng, menjelaskan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari program Penguatan Pelayanan Publik Berbasis HAM (P5HAM). “Kami menargetkan penguatan HAM kepada 6.674 orang di seluruh lapisan masyarakat tahun ini. Harapannya, pemahaman HAM tidak hanya dimiliki ASN, tapi juga WBP” ujarnya. Nicholay, yang memiliki pengalaman sebagai praktisi hukum selama tiga tahun tanpa pernah memungut bayaran dari klien, menutup pertemuan dengan pesan moral yang kuat. “Pelayanan kepada masyarakat adalah bagian dari panggilan hati saya. Tidak ada alasan untuk melupakan kemanusiaan, bahkan dalam dinding-dinding pemasyarakatan.” tutup Nicholay. Kunjungan ini diharapkan menjadi titik balik dalam pendekatan pemasyarakatan yang lebih humanis, sekaligus memperkuat komitmen seluruh pihak dalam mewujudkan Rutan yang ramah HAM.