Sejarah Kelam Tionghoa di Indonesia: Dari Cheng Ho hingga Tragedi 1998 скачать в хорошем качестве

Sejarah Kelam Tionghoa di Indonesia: Dari Cheng Ho hingga Tragedi 1998

Sejarah Tionghoa di Indonesia adalah kisah panjang yang penuh warna: dari pelaut dan pedagang yang singgah di Palembang, Tuban, hingga Gresik; dari armada besar Zheng He pada abad ke-15; hingga tragedi Batavia 1740 yang mengguncang VOC. Mereka bukan hanya berdagang, tetapi juga menikah dengan penduduk lokal, membangun komunitas peranakan, bahkan ikut menyebarkan Islam di Nusantara. Namun perjalanan itu tidak selalu mulus. Pada masa kolonial Belanda, etnis Tionghoa dijadikan tulang punggung perdagangan, tetapi juga dipaksa hidup dalam diskriminasi. Setelah Indonesia merdeka, posisi mereka semakin sulit—terombang-ambing di antara curiga dan loyalitas. PP 10/1959 yang dikeluarkan era Soekarno memaksa ribuan orang Tionghoa meninggalkan desa, lalu tragedi politik 1965 membuat mereka kembali dijadikan kambing hitam. Puncaknya, kerusuhan Mei 1998 meninggalkan luka mendalam dan trauma kolektif yang hingga kini masih terasa. Baru pada masa Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur, kebijakan diskriminatif resmi dicabut. Untuk pertama kalinya setelah puluhan tahun, etnis Tionghoa bisa merayakan Imlek secara terbuka, menghidupkan kembali budaya, bahasa, dan tradisi mereka. Menurut sensus 2010, jumlah etnis Tionghoa hanya sekitar 2,8 juta jiwa. kurang dari 3% populasi. Tapi dari kelompok kecil ini lahirlah nama-nama besar dalam dunia bisnis, dari Sudono Salim, Eka Tjipta Widjaja, hingga generasi baru seperti William Tanuwijaya. Video ini akan mengupas secara lengkap perjalanan etnis Tionghoa di Indonesia—tentang tragedi, diskriminasi, peran ekonomi, hingga kebangkitan di era reformasi. Fakta-fakta yang jarang dibicarakan ini akan membuka sudut pandang baru tentang hubungan panjang antara Tionghoa dan Indonesia. #sejarah #sejarahindonesia #tionghoa #chindo #tragedy #tiongkok #cina #china #9naga #ordebaru #kolonial