У нас вы можете посмотреть бесплатно Pembukaan Pameran “Pangastho Aji, Laku Sultan Kedelapan” - Wayang Wong Sembadra Larung или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
KHP Nityabudaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan bangga kembali mempersembahkan Pameran Temporer dengan judul Pangastho Aji: Laku Sultan Kedelapan Dalam perjalanan hidupnya, GPH Puruboyo tak pernah membayangkan akan menjadi pewaris takhta. Sebagai putra keempat dari seorang permaisuri, ia lebih banyak berkutat pada pengelolaan keuangan kerajaan serta menyalurkan minatnya di bidang seni. Namun, nasib berkata lain. Keputusan sang ayah untuk turun takhta membuka jalan baginya menuju singgasana Keraton Yogyakarta. Sri Sultan Hamengku Buwono VIII naik takhta di masa kerajaan mengalami kedamaian dan awal perkembangan industri. Di bawah kepemimpinannya, keraton mengalami kemajuan lewat berbagai inovasi—mulai dari pembangunan infrastruktur, pendidikan, perencanaan kota, layanan kesehatan, hingga pelestarian dan perkembangan seni. Semua pencapaian ini terwujud dalam sebuah persembahan yaitu Pangastho Aji. Pameran ini dapat dikunjungi masyarakat mulai 28 September 2025 hingga hari 7 Januari 2026 pukul 08.30 - 14.30 WIB Bertempat di Kagungan Dalem Kedhaton Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Adapun rangkaian pembukaan pameran Pangastho Aji: Laku Sultan Kedelapan diselenggarakan selama 3 hari yakni pada tanggal 26,27, dan 28 September 2025. Pada hari ini Minggu, 28 September 2025 KHP Nitya Budaya mempersembahkan Wayang Wong Lampahan Sembadra Larung. SINOPSIS WAYANG WONG LAMPAHAN “SEMBADRA LARUNG” Raden Burisrawa tergila-gila dengan Dewi Wara Sembadra, begitu cintanya hingga Burisrawa tidak memikirkan tentang posisi dan kondisinya, di mana pun berada selalu terbawa gandrung. Bersaman dengan peristiwa yang dialami oleh Burisrawa, Prabu Jathayaksa—raja dari kerajaan Batamira—juga mengalami keadaan gandrung dengan Dewi Wara Sembadra. Namun naas bagi Prabu Jathayaksa, karena harus menerima peristiwa pahit berhadapan dengan Burisrawa. Sang Prabu Jathayaksa pun akhirnya tewas di tangan Burisrawa. Raden Burisrawa kemudian menjadi pahlawan bagi Wara Sembadra, karena bisa membunuh Jathayaksa. Namun lupa akan semuanya, Burisrawa yang juga tengah dirundung asmara pun mengejar Wara Sembadra. Sang dewi kabur hingga tenggelam ke dasar samudera, yang untungnya dapat ditolong oleh 2 kemenakannya, yaitu Raden Gathutkaca dan Raden Antareja. Raden Burisrawa akhirnya dibawa ke Amarta untuk menerima pengadilan. Pertunjukan Wayang Wong “Parta Krama” kali ini didukung oleh: Pertunjukan Wayang Wong Lampahan “SEMBADRA LARUNG” kali ini didukung oleh: Pimpinan Produksi: MB. Pujimatoyo Sutradara & Keprak: MRy. Widodomondro Penata Tari: Nyi KRT Murtiharini Asisten Penata Tari: MB. Reksamatoyo; Nyi RB. Kurniamatoyo Penata Iringan: MB Srikawuryan Kandha: KMT. Condrowaseso Kendhang: Mg. Viky Gino Kurniawan Penata Busana: MJ Karta Wiguno Penata Rias: Nyi RL. Lukitaningrumsumekto