У нас вы можете посмотреть бесплатно Odalan di Pura Majapahit Pusat Kawitan Trowul.an 29 Oktober 2025 или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Odalan di Pura Majapahit dalam Puri Surya Majapahit Trowulan Mojokerto Jatim 29 Oktober 2025, Upacara dipimpin oleh Ida Lingsir Maha Agung Maha Resi Sidi Mantra dari Griya Sunia Manik Tirta Seririt Singaraja Bali Ucapan Terimakasih Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh hadirin, tanpa memandang agama dan aliran kepercayaan, yang telah berkenan hadir dan berpartisipasi dalam acara Odalan/Sejit/Haul/Hut Pura Majapahit dalam Puri Surya Majapahit Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Kehadiran Bapak/Ibu/Saudara/i merupakan kehormatan bagi kami dan menjadi bukti nyata dukungan terhadap pelestarian budaya Majapahit. Kami tegaskan kembali bahwa Pura Majapahit berada di bawah naungan Yayasan Puri Surya Majapahit yang fokus pada pelestarian dan pengembangan budaya Majapahit, bukan agama tertentu. Budaya adalah warisan luhur dari para leluhur kita yang wajib kita lestarikan. Melupakan leluhur berarti melupakan asal usul, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kita kehilangan jati diri sebagai bangsa. Kita tidak ingin menjadi bangsa yang berpredikat teroris atau bangsa babu, padahal bangsa kita bangsa besar, kepulauan kita sangat luas dan kaya akan keanekaragaman budaya, Budaya Majapahit dikenal Adiluhung dengan konsep mempersatukan Nusantara, ini tertulis di lontar Kertagama Utawa Manawa dimana waktu itu tak ada rakyat kelaparan. Presiden Pertama RI Soekarno memegang teguh budaya Majapahit dengan menggali nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, Presiden Soekarno adalah orang yang pertama menerapkan konsep Majapahit, bahkan ingin menyatukan dunia, Buktinya Malaysia disebut pulau Soekarno kecil kendati belakangan diklaim orang luar. Semoga melalui acara ini, kita semakin terinspirasi untuk menjaga dan mengembangkan warisan budaya Majapahit, serta mempererat tali persaudaraan antar sesama anak bangsa. Hormat kami, ( R. Sisworo / Romo Sis ) PURA MAJAPAHIT KEPERCAYAAN SIWA BUDHA Kepercayaan Siwa Budha sudah ada sejak jaman Singasari abad Sebelas, permulaan dianut di Nusantara pada jaman Majapahit yang telah berhasil menyatukan seluruh Nusantara dengan “ Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharma Mangruwa “. Setelah Majapahit runtuh pada abad XV tahun 1500 M, Kepercayaan Siwa-Budha tidak menonjol lagi di Jawa. Tetapi di pulau Bali yang tidak tersentuh Aliran Kepercayaan lain, Siwa-Budha tetap lestari dianut oleh para keturunan Majapahit. Kepercayaan Siwa-Budha adalah penghormatan kepada leluhur dimana jaman dahulu orang mati dibakar dan abunya dilarung ke sungai atau laut agar kembali ke alam Mokswa atau Tuhan Yang Maha Esa. Titik awal persatuaan Siwa-Budha memang pada jaman Majapahit dimana Pemujaan Roh Leluhur Bhatara Brahma Raja yang aliran Siwa mempunyai istri Putri Cina yang beraliran Budha dan kemudian menjadi cikal-bakal kawitan Majapahit. Sebelumnya Siwa terpisah dengan Budha, seperti candi Borobudur khusus Budha, candi Prambanan khusus Siwa dan lain lain. Sejak jaman Majapahit menjadi satu candi Siwa-Budha dalam satu area. Kepercayaan Siwa-Budha dianut Raja dan para keluarganya dan sebagian rakyatnya. Raja secara pribadi disebut Wisnu atau Wisnu-Budha. Jadi kepercayaan Siwa-Budha adalah pemujaan leluhur kawitan Majapahit karena pada era Majapahitlah kepercayaan ini menyebar di Nusantara, karena waktu itu para Raja Nusantara dan keluarganya menganut Siwa-Budha. Ini dibuktikan tiap keluarga Majapahit tentu punya tempat leluhur kawitan Majapahit. Tempat leluhur bisa disebut makam, tetapi hanya Roh nya. Karena orang mati dibakar dan abunya dilarung ke laut. Contohnya di Bali hampir tiap rumah punya tempat Roh atau Makam juga orang Cina, Jepang dan lain lain yang kalau mati dibakar, dirumah dibuat tempat sembahyangan dan semua keluarga apapun agamanya tetap sembahyang menghormati leluhurnya seperti orang nyekar ke makam. Kepercayaan Siwa-Budha di era Reformasi ini sebetulnya Pribadi karena bukan agama dan menarik orang atau membuat ajaran dan lain lain. Hanya untuk menyatukan keluarganya yang kini sudah menganut berbagai agama, hanya didepan leluhur bisa bersatu tetapi secara umum berbeda-beda atau “ Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharma Mangruwa “. Jadi kepercayaan Siwa-Budha adalah Pelestari Budaya Majapahit, seperti yang dilakukan Mendiang Sri Wilatikta Brahmaraja Sebelas yang beralamatkan dijalan Darajingga nomer 13 sampai 15 Trowulan Mojokerto Jawa Timur Mengenai keluarga dari agama Hindu, Budha, Khonghucu, Kristen, Islam, Kepercayaan dan lain lain mengakui keberadaan leluhurnya Majapahit diucapkan banyak terima kasih atas segala bantuannya.(R.Sisworo / Romo Sis) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 22 1) Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. 2) Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya dan kepercayaannya itu