 
                                У нас вы можете посмотреть бесплатно Luhut & Prabowo Bentuk Pasukan Elite TERKEJAM : Kisah Detasemen 81 Anti Terror или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
                        Если кнопки скачивания не
                            загрузились
                            НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
                        
                        Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
                        страницы. 
                        Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
                    
Ini adalah kisah RAHASIA di balik pembentukan Sat 81 Gultor Kopassus, pasukan elite TNI yang lahir dari Operasi Woyla yang legendaris. Pasukan ini dipimpin oleh Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Subianto. Kenapa latihan mereka harus merangkak di bawah hujan peluru tajam? Tragedi Pembajakan Garuda DC-9 Woyla tahun 1981 oleh Komando Jihad adalah momen yang mengguncang Indonesia dan menjadi cikal bakal terbentuknya unit anti-teror permanen. Operasi pembebasan sandera di Bangkok, Thailand, yang heroik dan memecahkan rekor 2 menit 49 detik, menyoroti kebutuhan militer akan spesialis counter-terror. Atas perintah Letjen LB Moerdani, dua perwira muda visioner—Mayor Inf Luhut Pandjaitan dan Kapten Inf Prabowo Subianto—ditugaskan untuk membangun unit elite ini, yang awalnya bernama Detasemen 81 AT. Mereka mempelajari doktrin terbaik dunia (GSG-9 Jerman) untuk menciptakan kurikulum latihan yang brutal dan terkejam—tempat di mana prajurit harus lebih takut gagal daripada mati. Dari Latihan Dopper yang memaksa prajurit merangkak di bawah peluru tajam asli, hingga Minggu Neraka yang menguji ketahanan fisik, mental, dan spiritual. Ini adalah kisah di balik Pasukan Baret Merah yang memilih tinggal di neraka agar rakyat sipil bisa hidup damai. Informasi Tambahan: Sat 81 Gultor Kopassus adalah satuan anti-teror utama TNI AD. Satuan ini terintegrasi dalam Pusdalsis BNPT (Pusat Pengendalian Krisis) bersama unit elite lain seperti Denjaka TNI AL, Bravo Detachment 90 TNI AU, dan Gegana Brimob Polri. Bagaimana menurut Anda? Apakah pelatihan ekstrem ini sebanding dengan hasil dan keselamatan yang kita dapatkan? Tuliskan pendapatmu di kolom komentar! Jangan lupa Like, Share, dan Subscribe ke Demiliterisasi Zona untuk konten analisis mendalam tentang zona konflik dan kisah elite militer Indonesia lainnya!