У нас вы можете посмотреть бесплатно MENYAYAT HATI, Kata-kata Terakhir Ade Irma Suryani setelah Tertembak dalam Tragedi G30S/PKI или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
TRIBUN-VIDEO.COM - Ade Irma Suryani anak Jenderal AH Nasution ikut jadi korban dalam peristiwa berdarah G30S/PKI tahun 1965. Tak ada yang mengira dari deretan jendral dan perwira yang menjadi korban, ada seorang anak yang ikut gugur dalam peristiwa berdarah tersebut. Ade Irma Suryani Nasution ditembak oleh pasukan Cakrabirawa di rumahnya, Jalan Teuku Umar Nomor 40, Menteng, Jakarta Pusat. Pada malam berdarah itu, Ade Irma Suryani yang kala itu berusia lima tahun tengah tertidur bersama kedua orangtuanya, AH Nasution dan Johanna Sunari. Di malam 1 Oktober 1965, pasukan Cakrabirawa menyerbu rumah AH Nasution dan mendobrak masuk untuk menculik sang jendral. Johanna Sunari istri AH Nasution yang terbangun dari tidurnya lantas memberi tahu bahwa pasukan yang akan membunuh suaminya datang. Johanna mewanti-wanti agar suaminya jangan keluar, namun AH Nasution lalu berkata bahwa biar dirinya lah yang menghadapi pasukan itu. Mendengar suara letusan tembakan beberapa kali, ibunda dari AH Nasution juga terbangun dari tidurnya. Kamarnya persis berada di sebelah kamar AH Nasution. Johanna lalu mengatakan, yang harus diselamatkan adalah suaminya, AH Nasution. Dia pun meminta agar Mardiah memegang Ade Irma. Namun karena panik, Mardiah membawa keluar Ade Irma lewat pintu yang seharusnya tak dibuka. Pasukan Tjakrabirawa langsung menghujani tembakan kepada Mardiah dan Ade Irma. AH Nasution pun dirundung kebimbangan, Namun kala itu Joahana meyakinkan suaminya bahwa sang putri akan baik-baik saja bersamanya. AH Nasution lantas pergi menyelamatkan diri dengan memanjat tembok pagar rumahnya yang berbatasan dengan Kedutaan Irak. Saat Johanna mengantarkan A.H. Nasution untuk pergi menyelamatkan diri dari incaran G30S sempat terjadi dialog mengharukan antara Ade Irma dan kedua orang tuanya. Padahal saat itu kondisi Ade Irma sangat lemah, ia dalam gendongan ibunya mengantaran AH Nasution pergi menyelatkan diri. Sebelum AH Nasution pergi, Ade Irma sempat menanyakan kepada yang ayah mengapa dirinya ditembak oleh pasukan Cakrabirawa. " Papa.. Ade salah apa? kenapa Ade ditembak?" kata Ade ketika dia dalam gendongan ibunya dan A.H. Nasution sedang melewati tembok untuk menyelamatkan diri. Lalu, juga percakapan antara Johanna dengan Ade Irma yang menyayat hati, seperti "Ade, masih hidup?" tanya Johana yang menggendong Ade dalam pelukannya. "Hidup, Mama.." jawab Ade Irma dalam gendongan ibunya. "Ade hidup terus?" sekali lagi Johana bertanya. "Hidup terus, Mama," kata Ade. "Ade masih kuat?" Johana khawatir pada putrinya yang sudah mulai melemahkan pelukan ke lehernya itu. "Masih, Ma.." jawab Ade sekali lagi. Setelah pasukan Cakrabirawa pergi, Johanna membawa Ade Irma ke RSPAD Gatot Subroto untuk mendapatkan perawatan. Buntut luka di tembak di punggung, Ade Irma Suryani Nasution pun saat itu disebut menjalani sejumlah operasi demi bisa bertahan hidup. Namun setelah lima hari menjalani perawatan, Ade Irma harus berpulang karena luka tembak yang cukup parah. Kepergian Ade Irma tak hanya menyisakan duka bagi keluarga AH Nasution. Rakyat Indonesia pun turut meluapkan kesedihan mereka dan mengenangnya sebagai pahwalan. Pada 7 Oktiber 1965 ketika Ade Irma dimakamkan, AH Nasution tak kuasa menahan kesedihan melepas kepergian putri kecilnya. AH Nasution pun menuliskan sebuah kalimat ungkapan rasa sayangnya di batu nisan Ade Irma. "Anak saya yang tercinta, engkau telah mendahului gugur sebagai perisai ayahmu," begitu tulis Nasution.(*)