У нас вы можете посмотреть бесплатно Tafsir Surah Al-A’la #07: Mementingkan Kehidupan Dunia dari Akhirat! - Rumaysho TV или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Kebanyakan manusia lebih mendahulukan dunia daripada akhirat. Padahal apabila kita renungi kemudian kita bandingkan, dunia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan akhirat. Karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda tentang dunia: لَوْ كَانَتِ الدُّنْـيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ “Seandainya dunia di sisi Allah sebanding dengan sayap nyamuk, maka Dia tidak memberi minum sedikit pun darinya kepada orang kafir.” (HR Tirmidzi no. 2320 dan Ibnu Majah no. 4110) Namun karena dunia ini ringan dan rendah di sisi Allah maka Allah berikan minuman kepada orang kafir, Allah berikan kekayaan kepada orang kafir. Oleh karena itu, hendaknya dunia ini dijadikan sarana semata menuju akhirat, jangan dijadikan keutamaan. Sebagaimana doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا “Ya Allah, Janganlah Engkau jadikan musibah yang menimpa kami dalam urusan agama kami, dan jangan pula Engkau jadikan (harta dan kemewahan) dunia sebagai cita-cita kami yg paling besar, dan tujuan utama dari ilmu yg kami miliki.” (HR Tirmidzi no.3502) Tetapi barang siapa yang justru menjadikan dunianya sebagai puncak kehidupannya niscaya dia tergolong sebagai orang yang celaka. Sebagaimana sindiran Allah dalam ayat ini bahwasanya manusia itu lebih mendahulukan dunia daripada akhirat. Jika kita mencoba membandingkan antara kenikmatan dunia dan kenikmatan akhirat maka tidak akan bisa kita dibandingkan. Pertama kata Allah kenikmatan akhirat itu lebih baik daripada kenikmatan dunia, apapun bentuk kenikmatan tersebut. Kedua kata Allah kenikmatan akhirat itu lebih kekal daripada kenikmatan dunia. Seandainya kita membuat suatu perbandingan, misalnya seseorang yang diberi emas kemudian dia menikmatinya hanya sekedar waktu tertentu, lantas tidak berselang lama emas itu tidak lagi menjadi miliknya, dibanding apabila dia diberi secangkir susu tetapi dia bisa menikmatinya sepanjang hayatnya, maka dia akan lebih memilih kenikmatan yang meskipun sedikit akan tetapi bisa dinikmati lebih lama. Akal yang sehat akan memilih kenikmatan yang lebih lama meskipun sedikit. Maka bagaimana lagi jika kenikmatan itu sempurna ditambah bisa menikmatinya selamanya, sebagaimana akhirat. *** Kajian Streaming ini juga disiarkan melalui: • / rumayshotv • Instagram.com/mabduhtuasikal• Radio DS (Darush Sholihin) 107,8 FM http://bit.ly/radioDSstreaming Semua informasi tentang kajian bersama Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, bisa didapat melalui channel Telegram: https://t.me/kajianustadzabduh - Yuk ikut beramal jariyah bangun masjid, dakwah, dan kegiatan sosial lainnya lewat @rumayshopeduli Semua informasi perihal donasi tersebut bisa didapat melalui narahubung: 0811267791 #ustadzmuhammadabduhtuasikal #rumayshotv #rumaysho #rumayshocom