У нас вы можете посмотреть бесплатно Sejarah Masuknya Agama Katolik Ke Indonesia Diwarnai Pengusiran dan Pembunuhan Terhadap Pastor или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Di era pendudukan Portugis, pada awal abad ke 16, semangat menjelajah samudera untuk mencari sumber rempah-rempah membawa bangsa Portugis yang beragama Katolik hingga ke Malaka. Kontak agama Katolik dengan bumi nusantara merembet dari pangkalan Portugis di Malaka ke pulau-pulau lain melalui pelabuhan-pelabuhan utama yang disinggahi kapal-kapal dagang Portugis, misalnya Banda tahun 1511, Ternate tahun 1513, Sunda Kelapa tahun 1522, dan Panarukan tahun 1528. Di Indonesia, orang pertama yang menjadi Katolik adalah orang Maluku, Kolano atau kepala kampung Mamuya di Halmahera, Maluku Utara, yang dibaptis seorang awam pedagang Portugis bernama Gonzalo Veloso. Kolano bersama sebagian besar warga di kampungnya pada tahun 1534 menerima pemberitaan Injil. Peristiwa ini menjadi titik tolak peringatan 488 tahun Gereja Katolik di Indonesia pada tahun 2022. Kedatangan para pelaut Portugis di kepulauan rempah-rempah di Indonesia diikuti oleh para imam Katolik untuk menyebarkan Injil. Pastor Simon Faz OFM membaptis lebih dari 5000 orang sekitar tahun 1534 di Halmahera. Salah seorang misionaris besar yang berkunjung ke Indonesia saat itu adalah Santo Fransiskus Xaverius, salah seorang pendiri Serikat Yesus yang antara tahun 1546 sampai 1547 meneguhkan iman umat Katolik di pulau Ambon, Saparua dan Ternate. Ia juga membaptis beberapa ribu penduduk setempat. Sayangnya saat itu kekuatan militer pertugis tidak setangguh Belanda. Portugis kemudian terusir dari Indonesia. Antara tahun 1619 sampai 1799, kekuatan militer Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC di Indonesia berhasil merebut dan memonopoli perdagangan rempah-rempah dari Portugis. Gereja Katolik pun dilarang secara mutlak untuk melakukan misinya dan hanya bertahan di beberapa wilayah yang tidak termasuk lingkup pengaruh VOC, yaitu Flores dan Timor. (*)