Rabab Pasisia Carito Rukiah & Malano Part 4 скачать в хорошем качестве

Rabab Pasisia Carito Rukiah & Malano Part 4

Rabab Pasisia adalah seni pertunjukan tradisional khas Minangkabau yang berasal dari daerah Pesisir Selatan, Sumatera Barat, dan erat kaitannya dengan seni tutur "kaba" atau cerita. Asal-usulnya diyakini memiliki pengaruh dari budaya Portugis yang datang ke Indonesia pada abad ke-16, yang terlihat dari bentuk alat musik rabab yang mirip biola.  Sejarah dan Perkembangan Rabab Pasisia: Pengaruh Budaya Portugis: Bentuk alat musik rabab yang mirip biola dipercaya merupakan adaptasi dari pengaruh budaya Portugis yang masuk melalui pantai barat Sumatera.  Kesenian Nelayan: Rabab Pasisia dikenal sebagai seni tradisi kaum nelayan di daerah pesisir Sumatera Barat, khususnya Pesisir Selatan dan Padang Pariaman.  Gabungan Musik dan Cerita: Rabab Pasisia Kisah/ curito Rukiah malano Part 4 Pertunjukan Rabab Pasisia tidak hanya menampilkan alat musik gesek, tetapi juga menggabungkan unsur musik dengan penyampaian cerita (kaba). Pemain alat musik, penyanyi, dan penonton dapat saling berinteraksi.  Variasi Irama: Rabab Pasisia lebih variatif dibandingkan rabab dari Pariaman, dengan kemampuan menghasilkan nuansa irama yang lebih beragam dan bisa dikombinasikan dengan alat musik lain seperti gendang, chaar, dan saluang. Hal ini menjadikannya lebih digemari banyak kalangan.  Penyampaian Pesan Moral: Kesenian barabab umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan moral melalui cerita-cerita rakyat, legenda, atau hikayat yang menjadi bagian dari identitas budaya Minangkabau.  Hubungan dengan Agama Islam: Kehadiran tradisi musik rabab di wilayah pesisir Minangkabau juga diyakini memiliki hubungan dengan sejarah perkembangan agama Islam.