У нас вы можете посмотреть бесплатно Sifat 20: Wujud - Ustaz Aireroshairi Roslan [Video Kuliah] или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
MASJID AS-SOBIRIN, Lembah Keramat: https://fb.com/masjidassobirin | / masjidassobirin --- SIFAT 20: WUJUD - USTAZ AIREROSHAIRI ROSLAN Kuliah Subuh (Ahad), 4 Jamadilawal 1439 (b. 21 Jan 2018M) di Masjid As-Sobirin, Lembah Keramat Kitab: Penghayatan SIfat 20 Tonton video kuliah sebelum ini: • Mengenal Allah - Ustaz Aireroshairi Roslan... • Mengenal Allah - Ustaz Aireroshairi Roslan... • Mengenal Allah - Ustaz Aireroshairi Roslan... sifat 20 bagi allah wujud qidam baqa (Malay Lyric) • sifat 20 bagi allah wujud qidam baqa (Mala... Sifat 20 Bagi Allah : Penjelasan Sifat Wujud Allah | Majelis Al Bahjah di At Taqwa | 23 Okt 2017 • Sifat 20 Bagi Allah : Penjelasan Sifat Wuj... Pengertian Wujud Bagi Allah Wujud artinya ada, dan wajib menyakini dengan sesungguhnya bahwa Allah itu ADA, tidak boleh tidak ada, karena akal tidak dapat menerima bahwa Allah itu TIDAK ADA. Pengertian Wujud, Qidam, Baqa Dan Mukhalafatuhu Lil Hawadits Bagi Allah Wujud (ada) adalah satu sifat yang sangat sulit untuk dipahami, karena meskipun kita mengakui bahwa diri (zat) itu ADA, akan tetapi sangat sulit untuk membedakan antara ZAT dengan ADA sehingga berkopetensi ZAT adalah ADA, ADA adalah ZAT, dalam artian tidak ada perbedaan antara ZAT dengan ADA, dan mungkin juga bahwa ZAT bukan ADA, ADA bukan ZAT, akan tetapi ADA adalah suatu sifat yang bersarang dan bertempat pada ZAT dan ZAT adalah suatu tempat untuk diposisika ADA. Ini tidak ada bedanya, baik ADA (wujud) yang terdapat pada Allah maupun yang terdapat pada mahkluk (hawadits). Oleh karena demikian timbullah beragam pendapat dikalangan filosof tentang makna WUJUD. Di antaranya: Menurut Imam Al asy’ariy bahwa, WUJUD adalah diri zat (‘ainu zat), bukan sifat, karena zat bukan sifat dan sifat bukan zat, maka WUJUD adalah bukan sifat yang berbeda dan selain dari diri zat (laisa bi zaizi ‘alaiha), akan tetapi WUJUD adalah zat dan zat adalah WUJUD, maka WUJUD dan ZAT merupakan dua kata yang bersamaan artinya (taraduf). DIRI (‘ain) dalam bahasa arab disebut dengan nafs, maka karena WUJUD bermakna diri zat sebagaimana terjemahan dari nafsu, sehigga WUJUD tersebut di dikatakan dengan sifat nafsiyah yang dihubungkan (nisbah) kepada kalimat nafs. Maka berdasar pendapat ini, mengatagorikan WUJUD sebagai sifat adalah majaz (kiasan). Menurut Imam Fakhrur Raziy, bahwa WUJUD adalah sifat stubutiyah, beliau mendefinisikan الحال الواجب للذات ما دمامت الذات غير معللة بعلة “Satu keadaan yang wajib dan mesti ada pada zat, ada keadaan tersebut tidak dikarenakan dengan sesuatu karena” . Perbedaan antara sifat stubutiyah dengan sifat maujudat, kalau stubutiyah berada antara ada dan tidak, sifat itu ada tetapi tidak dapat dilihat yang tingkatan wujudnya berada pada kharijil az azhan tidak ada pada kharijil a’yan, untuk sifat ini dalam bahasa arab sering diibarat dengan sabit bizzat, akan tetapi kalau sifat mawjudat diibarat dengan qaimah biz zat, yaitu nyata, bisa diraba dan dapat dilihat walau harus dibuka hijab terlebih dahulu. Wujud dasar pendapat ini termasuk kedalam sifat bukan diri zat (‘ainuz zat), sifat yang dimaksudkan disini adalah sifat hal atau stubutiyah yang berada antara ada dan tidak, sifat tersebut ada akan tetapi tidak dapat dilihat karena posisinya tidak berada pada kharijil a’yan Sifat hal wujud berbeda dengan sifat hal pada ma’nawiyah, karena wujud Allah tidak didahului dengan sebab, ilat dan tidak ada zat lain yang menciptakannya akan tetapi Allah ada dengan sendirinya, dalam istilah Tauhid disebut dengan Wujud zatiy, sifat ma’nawiyah wujudnya dengan ada sifat ma’aniy seperti Qadirun dengan sebab ada Qudrah, Muridun dengan ada Iradah dan seterusnya. Imam Al-asy’ariy dan Imam Fakhrur Raziy berbeda tentang pengertian wujud namun keduanya sepakat bahwa Allah itu ada , kita tidak wajib mendalami makna hakikat wujud karena tidak mengerti hakikat wujud tidak dapat merusakkan aqidah yang terpenting menyakini bahwa Allah itu ada, tidak boleh dengan tidak ada karena demikian sehingga keduanya masih digolongkan kedalam aqidah ahlus sunnah waljamaah. http://www.beritaislamiterkini.com/20...