У нас вы можете посмотреть бесплатно Bhante Uttamo Tetap Berbuat Baik Walaupun tidak dianggap Baik или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Dalam ajaran Dhamma, tetap berbuat baik meskipun telah disakiti adalah bentuk kebajikan yang tinggi. Ini mencerminkan kesabaran (khanti), kasih sayang (metta), dan welas asih (karuna) yang merupakan bagian dari jalan kebebasan batin. Berikut adalah beberapa prinsip Dhamma yang mendukung sikap ini: 1. Hukum Kamma (Karma) Setiap perbuatan, baik atau buruk, akan menghasilkan akibatnya masing-masing. Jika seseorang menyakiti kita, itu adalah hasil dari kamma mereka, sedangkan bagaimana kita merespons adalah kamma kita sendiri. Membalas keburukan dengan keburukan hanya akan memperpanjang siklus penderitaan (dukkha). 2. Metta (Cinta Kasih) Dalam Metta Sutta, diajarkan bahwa kita harus menyebarkan cinta kasih kepada semua makhluk tanpa terkecuali, bahkan kepada mereka yang menyakiti kita. “Seperti seorang ibu yang melindungi anaknya yang tunggal dengan mempertaruhkan nyawanya, demikianlah hendaknya kita mengembangkan cinta kasih tanpa batas kepada semua makhluk.” 3. Kesabaran (Khanti) dan Kekuatan Batin Kesabaran adalah perhiasan orang bijaksana. Jika kita mampu bersikap sabar, kita tidak akan mudah terpengaruh oleh kebencian atau balas dendam. Buddha mengajarkan bahwa menahan kemarahan lebih sulit daripada membalasnya, tetapi lebih berharga. 4. Tidak Membalas Kejahatan dengan Kejahatan (Adhitthana – Tekad Kuat) Dalam Dhammapada (Ayat 5): “Kebencian tidak akan berakhir jika dibalas dengan kebencian, tetapi kebencian akan berakhir dengan cinta kasih. Inilah hukum abadi.” 5. Melihat Semua Sebagai Guru Orang yang menyakiti kita bisa dianggap sebagai guru yang mengajarkan kita kesabaran, kasih sayang, dan kebijaksanaan. Dengan mengubah perspektif, kita bisa melihat penderitaan mereka dan memahami bahwa mereka bertindak demikian karena kebodohan batin (avijja). Kesimpulan Meskipun disakiti, tetap berbuat baik adalah praktik luhur dalam Dhamma. Dengan mengembangkan metta, khanti, dan pemahaman terhadap hukum kamma, kita bisa membebaskan diri dari penderitaan dan membangun kedamaian dalam hati.