У нас вы можете посмотреть бесплатно Tragedi Ekologi Picu Petaka Sumatera | BERKAS KOMPAS или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Berkas Kompas hari ini mengangkat soal bencana ekologis di tanah Sumatra. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dalam bencana banjir di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh, ada 52 kabupaten/kota terdampak. Laporan lain menunjukkan 157,6 ribu rumah dilaporkan rusak. Bencana selalu menyisakan luka yang mendalam bagi manusia yang terdampak. Ada kisah warga yang terputus dari akses jalan dan komunikasi, hanya bertahan dari bahan makanan yang terseret oleh banjir. Kisah haru lainnya juga dialami warga yang akhirnya bisa berkomunikasi dengan keluarga karena bantuan internet satelit dari relawan. Di tengah situasi itu, masih ada warga yang terisolasi sehingga harus berjalan kaki sejaub 9 kilometer untuk mencara bahan pokok demi keluarga mereka seperti anak dan lansia tetap bisa bertahan hidup. Bencana banjir di tanah Sumatera menyisakan pertanyaan mengenai kayu gelondongan yang berasal dari deforestasi di hulu. Kapolri menyebut ada dugaan pelanggaran untuk temuan kayu-kayu gelondongan. Padahal di Sumatera Utara misalnya, ada masyarakat adat yang senantiasa menjaga hutan mereka. Namun, mereka kerap dihadapkan pada persoalan bersinggungan dengan perusahaan pemilik Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH). Menteri Kehutanan menyebut akan mencabut 20 izin PBPH termasuk di tiga daerah terdampak banjir. Namun, pencabutan izin hanyalah persoalan administratif. Ada persoalan lain yang lebih penting yakni pemulihan ekologi dan tindakan hukum tegas bagi para pelaku deforestasi. Saksikan liputan selengkapnya dalam program #BerkasKompas episode "Tragedi Ekologi Picu Petaka Sumatera", Selasa, 9 Desember 2025 pkl 23.00 WIB hanya di KompasTV! ▶ kompas.tv/live