У нас вы можете посмотреть бесплатно Pasar Cinde Surganya Spare Part Mobil,Motor Di Palembang или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Pasar Cinde Surganya Spare Part Mobil,Motor Di Palembang#automobile #bengkel #mechanic Pasar Cinde di Palembang memang dikenal sebagai pusat barang bekas, terutama untuk baju bekas berkualitas atau yang sering disebut "baju BJ". Selain itu, pasar ini juga menjadi tempat jual beli barang antik, elektronik bekas, dan berbagai macam barang bekas lainnya. Pasar Cinde ramai dikunjungi, terutama pada pagi hari, dan menjadi daya tarik bagi para pemburu barang bekas dan kolektor. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang Pasar Cinde: Pusat Thrifting: Pasar Cinde menjadi surga bagi para pecinta thrifting karena menawarkan berbagai pilihan baju bekas berkualitas dengan harga terjangkau. Barang Bekas Lainnya: Selain baju, pasar ini juga menjual barang antik, elektronik bekas, onderdil kendaraan, kamera analog, dan barang bekas lainnya. Ramai Pengunjung: Pasar Cinde ramai dikunjungi, terutama pada pagi hari, saat para pedagang membuka lapak dan pembeli mulai berburu barang. Suasana Tawar-menawar: Transaksi tawar-menawar yang hidup menjadi bagian dari daya tarik pasar ini. Lokasi: Pasar Cinde terletak di Palembang dan menjadi salah satu destinasi wisata belanja bagi wisatawan dan warga lokal. Waktu Terbaik: Pagi hari adalah waktu terbaik untuk berburu barang di Pasar Cinde karena suasana masih ramai dan banyak pilihan barang. Pasar Cinde bukan sekadar tempat transaksi jual beli. Di balik bangunan dan hiruk-pikuk pasar, tersimpan sejarah panjang sejak era Kesultanan hingga dinamika pembangunan modern yang menuai kontroversi. Asal Usul Nama Cinde: Jejak Sejarah dari Zaman Kesultanan Menurut Pemerhati Sejarah Kota Palembang, Rd Muhammad Ikhsan, nama “Cinde” diyakini berasal dari petilasan Pangeran Ario Kesumo Abdulrohim semasa muda, yang bernama Kimas Hindi. Pelafalan "Hindi" dalam aksara Arab berbahasa Melayu bisa saja berubah menjadi “Cinde” karena perbedaan antara tulisan dan ucapan. Petilasan tersebut kemudian dijadikan makam di wilayah Cinde Welang, dan tokoh yang dimakamkan di sana adalah Sultan Susuhunan Abdurrahman Candi Walang. Kawasan itu dulu merupakan area pemakaman luas sekitar seratus tahun yang lalu. “Setiap kelompok keluarga dari zuriat sultan dan bangsawan Palembang memiliki ungkonan sendiri. Ungkonan makam yang beratap disebut gubah, sementara yang tanpa atap disebut jambangan,” kata Ikhsan. Banyak tokoh bangsawan bergelar Raden, Masagus, Kemas, atau Kiagus juga dimakamkan di sana, dan hingga kini masih dapat ditemukan prasasti-prasasti makam di kawasan tersebut. Ikhsan menjelaskan bahwa area pemakaman ini membentang luas dari sekitar makam Sunan di dekat Pasar Cinde hingga ke Jalan Cinde Welang, International Plaza, Jalan Serelo, Jalan Kebun Jahe, Kolonel Atmo, hingga Angsoko.