У нас вы можете посмотреть бесплатно REKASADANA REKONTRUKSI GAMELAN TUA DUTA KABUPATEN BADUNG | PKB XLVI 2024 или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Gamelan Angklung adalah salah satu jenis gamelan Bali yang termasuk dalam golongan gamelan tua (wayah). Angklung keklentangan memiliki laras selendro 4 nada yang dimana gamelan ini diperkirakan telah ada sebelum abad ke 15 Masehi. Selain gamelan tua, faktor pendukung karya adalah seorang komposer atau pembuat lagu. Salah satu seniman tua yang berasal dari daerah Pemedilan, Denpasar yakni Almarhum Bapak I Nyoman Dendi yang termasuk banyak mengajarkan tabuh Angklung Klasik Keklentangan kepada sekaa-sekaa angklung di Bali. Salah satu sekaa yang menjadi binaan beliau adalah Sekaa Angklung Purnama Budaya, Banjar Batubidak, Desa Adat Kerobokan, Badung, sekitar tahun 1950 an. Sebagai wujud kepedulian terhadap keberlangsungan eksistensi tabuh angklung klasik keklentangan, kami dari Sanggar Ariwangsa, Banjar Batubidak, Desa Adat Kerobokan, Kelurahan Kerobokan Kaja, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, mencoba menggali kembali dan merekonstruksi Gamelan Tua pada Pesta Kesenian Bali XLVI Tahun 2024 demi melestarikan karya para leluhur yang adhiluhung. ENGKEK ENGKEK ENGKIR Engkek Engkek Engkir adalah seekor burung yang memiliki suara yang mengalun lantang, biasanya ia berbunyi di atas pucuk pohon dengan frekuensi suara yang tinggi. Pada jaman dahulu dipakai sebagai tanda Sasih Kedasa (bulan kesepuluh dalam penanggalan Bali). Dalam peristiwa tersebut menginspirasi dalam pembuatan tabuh angklung keklentangan yang berjudul Engkek Engkek Engkir yang diciptakan oleh Alm Bapak I Nyoman Dendi dari Pemedilan Denpasar pada tahun 60an. MANUK DEWATA Manuk Dewata Adalah seekor burung yang memiliki bulu indah berwarna-warni. Manuk Dewata biasanya digunakan dalam prosesi Ngaben atau Palebon yang dibawa di atas bade atau wadah. Burung ini dipercaya sebagai wahana sang Atman menuju alam Swah Loka agar perjalanannya lancar tanpa hambatan. Melihat Keindahan Burung yang memiliki makna religius, diciptakanlah tabuh angklung keklentangan yang berjudul MANUK DEWATA yang diciptakan oleh Alm Bapak I Nyoman Dendi dari Pemedilan Denpasar pada tahun 1958. GALANG KANGIN Dalam ethos kerja masyarakat Bali dikenal dengan waktu Galang Kangin dan Sandi Kala. Galang Kangin adalah waktu pada saat Bintang Tenggala muncul di ufuk timur. Galang Kangin adalah waktu yang diyakini dan dinilai tepat untuk memulai kehidupan, bekerja, belajar dan berdoa. Keindahan pesona Galang Kangin memunculkan ide untuk menciptakan tabuh angklung keklentangan yang berjudul GALANG KANGIN. Tabuh ini diciptakan oleh Alm Bapak I Nyoman Dendi dari Pemedilan Denpasar pada tahun 1956. SATUS KORAWA Dalam cerita Mahabharata, kurawa adalah kelompok seratus saudara yang lahir dari permaisuri Drestharastra. Kelahiran mereka diiringi pertanda buruk, tapi Drestharastra menolak untuk meleburkan mereka. Kurawa tumbuh liar, kemudian terlibat dalam konflik dengan saudara-saudara Pandawa dalam perang Baratayudha. Dalam peristiwa tersebut menciptakan inspirasi tabuh angklung keklentangan yang berjudul SATUS KORAWA. Tabuh ini diciptakan oleh Alm Bapak I Nyoman Dendi dari Pemedilan Denpasar pada tahun 1954.