У нас вы можете посмотреть бесплатно SEMUA MELONGO..‼️PIDATO CERDAS GUS DUR INI ISINYA DAGING SEMUA❗️MUKTAMAR NU KE-30 YANG PENUH KEJUTAN или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-30 dibuka oleh Presiden KH Abdurrahman Wahid di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, 21 Deseber 1999. Turut mendampingi beliau dalam Muktamar tersebut antara lain Wakil Presiden Megawati Sukarno Putri, Ketua MPR Prof. Dr. Amin Rais, Wakil Ketua MPR Drs Mathori Abdul Jalil, Ketua DPR Ir. H. Akbar Tanjung dan Wakil Ketua DPR Drs. Muhaimin Iskandar serta tidak ketinggalan pula puluhan pejabat mentri lainnya. Disamping itu Muktamar Nahdlatul Ulama ke-30 Lirboyo juga sempat mengundang perhatian dunia Internasional, sehingga tak urung beberapa pengamat luar negeri datang ke Pondok Lirboyo. Mereka antara lain Prof. Mitsou Nakamura (Jepang), Dr. Robin L Bush (Amerika Serikat), Andre Fiellard Phd (Prancis) dan lain-lain. Dalam Muktamar Nahdlatul Ulama ke-30 ini menghasilkan keputusan diantaranya memilih Almaghfurlah KH. Sahal Mahfudz sebagai Rois Am dan KH. Fakhruddin Maturo sebagai wakilnya. Sementara terpilih sebagai ketua umumnya adalah KH. Hasyim Muzadi. ———- Gus Dur, NU, dan Masa Depannya: Muktamar Lirboyo yang Menentukan Arah Bangsa*~ Oleh: Zahid Bsy NU: Antara Tradisi dan Pembaruan Dalam pidatonya, Gus Dur menegaskan bahwa NU harus terus memegang prinsip al-muhafazhatu ‘ala al-qadim as-shalih wa al-akhdu bi al-jadid al-ashlah—memelihara nilai lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik. Prinsip ini bukan sekadar jargon, melainkan landasan bagi NU dalam menyikapi tantangan zaman. Sebagai organisasi keagamaan yang lahir dari rahim pesantren, NU memiliki akar kuat dalam tradisi Islam Nusantara. Namun, dalam konteks perubahan sosial dan politik, Gus Dur mengingatkan bahwa NU tidak boleh terjebak dalam romantisme masa lalu. Ia harus tetap kritis terhadap pemerintah, menjaga independensi, serta memperjuangkan kepentingan rakyat kecil. Di tengah transisi politik pasca-Reformasi, NU dihadapkan pada dilema: apakah tetap menjadi kekuatan sosial-keagamaan yang murni atau terlibat lebih jauh dalam dunia politik? Gus Dur menegaskan bahwa NU harus tetap berada di jalurnya sebagai penjaga moral bangsa, dengan tetap bersuara lantang terhadap ketidakadilan. NU dan Politik: Antara Kritis dan Kolaboratif Meski NU bukan partai politik, posisinya dalam kancah politik nasional tak bisa diabaikan. Gus Dur sendiri adalah bukti bahwa kader NU bisa berada di puncak kekuasaan tanpa kehilangan identitas keagamaannya. Namun, ia mengingatkan bahwa keterlibatan NU dalam politik harus tetap dalam kerangka amar ma’ruf nahi munkar—menyuarakan kebaikan dan mencegah keburukan. Dalam Muktamar ini, NU menegaskan sikapnya terhadap pemerintahan yang sedang berjalan. Meski Gus Dur sendiri adalah Presiden, NU tetap mengambil posisi kritis, menegaskan pentingnya check and balance, serta mendukung pembatasan masa jabatan presiden demi regenerasi kepemimpinan. Gus Dur juga mengingatkan tentang bahaya pragmatisme politik yang bisa menggerus nilai-nilai idealisme NU. Baginya, NU bukan sekadar alat bagi kepentingan politik sesaat, melainkan rumah besar bagi umat yang harus dijaga independensinya. NU dan Tantangan Sosial: Lebih dari Sekadar Politik Selain politik, NU juga menghadapi tantangan sosial yang tak kalah berat, seperti kemiskinan, ketimpangan ekonomi, dan penyebaran narkoba. Dalam forum ini, para ulama sepakat bahwa NU harus lebih aktif dalam kerja-kerja sosial, mendampingi masyarakat, serta memberikan solusi berbasis nilai-nilai Islam yang moderat dan inklusif. Gus Dur menekankan bahwa perjuangan NU bukan hanya di parlemen atau istana negara, tetapi juga di desa-desa, di pesantren, dan di komunitas-komunitas kecil. Ia percaya bahwa perubahan sejati dimulai dari bawah, dari gerakan sosial yang berakar pada keikhlasan dan pengabdian. Jokes Gus Dur: Sentilan Cerdas yang Menggelitik Tentu, sebuah pertemuan besar yang dihadiri Gus Dur tak akan lengkap tanpa humor khasnya. Dengan gaya santai, ia kerap menyelipkan guyonan yang bukan sekadar mengundang tawa, tapi juga mengandung kritik sosial yang tajam. Salah satu momen yang paling diingat adalah ketika ia berkomentar tentang keberagaman yang ada di NU. “NU ini unik. Ada yang fanatik, ada yang moderat, ada juga yang bingung tapi tetap ikut-ikutan.” Tawa pun pecah di ruangan. Namun, di balik candaannya, ada pesan mendalam tentang bagaimana NU harus tetap menjadi rumah bagi semua golongan. Gus Dur, dengan segala pemikiran dan keunikan kepemimpinannya, memberikan arah yang jelas: NU harus terus menjadi penjaga moral bangsa, tetap terbuka terhadap perubahan, tapi tak melupakan akar tradisinya. *Pidato Presiden KH. Abdurrahman Wahid saat membuka Muktamar NU Ke-30 di Lirboyo Kediri Tahun 1999 Semoga bermanfaat 🤲 Source: inews ✅Humor Gus Dur adalah nyata—beliau pelakunya!" • ISINYA DAGING SEMUA‼️HUMOR GUS DUR ADALAH ... ✅️ Interview Gus Dur bersama Mas Andy F Noya berikut 👇🏻 • TANPA SADAR.‼️JUTAAN MANUSIA MENYAKSIKAN K... #gusdur #megawati #amienrais #politik #nahdlatululama