У нас вы можете посмотреть бесплатно Djaya Winata Community - Tari Topeng Klasik Keraton Kutai или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Tari Topeng Klasik Keraton Kutai Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martapura dipersembahkan oleh Djaya Winata Community Kesenian Tari Topeng Klasik Keraton Kutai. Tari Topeng Kutai merupakan tarian klasik dari pilar keraton atau kesultanan yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur terkhususnya dari Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martapura. Terdapat 12 Topeng Kutai antara lain Penembe, Kemindu, Pateh, Kelana, Togog, Wirun, Gunung Sari, Panji, Temenggung, Rangga, Tembam, Bota. Pada tari klasik dari Maharaja Sultan memerintah di kerajaan Kutai Kartanegara antara tahun 1370 – 1420 Masehi. Pada masa pemerintahannya, Maharaja Sultan berupaya menjalin hubungan yang erat dengan kerajaan Majapahit di jawa. Salah satu bentuk hubungan tersebut adalah kunjungan Maharaja Sultan bersama dengan Maharaja Sakti ke kerajaan Majapahit. Untuk belajar tentang adat istiadat dan tata cara pemerintahan. Salah satu kesenian yang dibawa dari Majapahit ke Kesultanan Kutai Kartanegara adalah seni tari. Tari Topeng Kutai merupakan salah satu warisan kebudayaan dari pilar kesultanan atau keraton yang ada di Provinsi Kalimantan Timur. Berasal dari kesenian Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martapura. Banyak peninggalan tarian Topeng Kutai yang masih terus dilestarikan melalui pementasan terkhususnya dari Djaya Winata Community. Tarian Topeng Kutai ini berada di bawah naungan Aji Maya Melati Winawaty Samadya yang merupakan Maestro Tari Topeng Kutai serta salah satu SDM Kebudayaan yang tercatat pada Data Pokok Kebudayaan di Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada tahun 2024. Merupakan anak dari Maestro Tari Topeng Kutai yang sangat terkenal dan ternama pada zaman dahulu di Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martapura yaitu (Alm.) Haji Aji Pangeran Ario Djaya Winata. Beliau merupakan Sang Maestro Tari Topeng Kutai pada zaman dahulu yang sangat berpengaruh bagi seluruh generasi penerus masa kini karena mewariskan kesenian sangat berharga dan bernilai dari keraton. Tari Topeng Penembe yang menceritakan seseorang putri keraton yang beranjak dewasa. Sang putri tersebut baru saja belajar menari sehingga gerakannya pun terasa belum terlalu rapi. Sang Putri terus berlatih, sedikit demi sedikit mulai menambah beberapa gerakannya sehingga menjadi tarian yang indah. Sang Putri terasa senang nan bahagia dalam berlatih hingga dapat menari dengan indah setelahnya.Tari Topeng Penembe menjadi dasar dari Tari Topeng Kutai untuk berlatih. Tari Topeng Kemindu yang menceritakan seseorang putri keraton beranjak dewasa, dimana sedang riang gembira dengan bersolek sambil bercermin melihat parasnya yang kian cantik, lalu ia pun bermain-main keluar keraton dalam sebuah taman sari sambil menghirup hawa yang segar sambil menari dengan gaya lincahnya. Setelah puas nan merasa lelah menari, sang putri pun kembali ke dalam keraton untuk beristrahat. Tari Topeng Pateh yang melambangkan bagaimana seseorang yang ada di dalam suatu kerajaan sedang sibuk dalam melatih diri dengan menggunakan berbagai ragam bela diri. Pada tarian Topeng Pateh juga menceritakan bagaimana seseorang tersebut melatih cara menyusun strategi yang baik dan kuat pada siasat peperangan apabila terjadi serta melatih diri para prajurit-prajurit yang ada di dalam kerajaan. Tari Topeng Kelana yang melambangkan suatu kerajaan yang diperintah oleh Kelana Swandana dan mempunyai punakawan bernama Togog. Dalam kesibukannya mengurus kerajaan dan bersenda gurau bersama punakawan Togog, raja Kelana pun rupa-rupanya merasa sangat letih sekali. Sehingga, sebelum senda gurau berakhir sang raja telah terlena tertidur dan sang Togog menemani sang raja di ruangan itu. Togog merasa heran saat melihat sang raja tidur sambil melakukan gerakan memainkan sampur, bercermin dan selayaknya mengikuti gerakan seorang putri menari. Tiba-tiba sang Togog terkejut karena sang Kelana terbangun berjalan berkeliling mengitari ruangan istana sambil menyebut-nyebut nama seorang putri. Akhirnya sang Kelana merasa sedih karena sadar bahwa itu hanyalah mimpinya. Lokasi: Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martapura / Museum Negeri Mulawarman Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Indonesia.