У нас вы можете посмотреть бесплатно Kebudayaan sebagai Struktur Makna: Pembacaan Metafisik atas Plato - Metafisika Kebudayaan 01 или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Perkuliahan Metafisika Kebudayaan mengajak kita memahami kebudayaan bukan sekadar sebagai praktik sosial yang tampak, melainkan sebagai struktur makna terdalam yang membentuk cara manusia memahami diri, dunia, dan sejarahnya, dengan menelusuri asumsi-asumsi metafisik yang secara diam-diam mengarahkan nilai, hierarki, dan arah peradaban. Pendekatan ini melampaui penelitian empiris dengan mengajukan pertanyaan tentang hakikat kebudayaan, prinsip-prinsip yang menyatukannya, serta visi besar yang menuntun dinamika sejarah—seperti modernitas yang membentuk gagasan rasionalitas, kemajuan, dan bahkan kolonialisme. Kajian ini dimulai dari Plato sebagai fondasi ontologis filsafat Barat, yang kerangka hierarkisnya memengaruhi cara berpikir tentang kebenaran dan tatanan sosial, lalu menelusuri bagaimana warisan tersebut ditafsirkan, dikritik, dan dibongkar oleh para pemikir modern dan posmodern, sehingga kebudayaan dapat dibaca bukan hanya sebagai rangkaian peristiwa, tetapi sebagai manifestasi hidup dari visi-visi metafisik yang membentuk praktik politik, pendidikan, dan relasi antarbangsa. ::: Pemikiran Plato tentang realitas, pengetahuan, dan kebudayaan berangkat dari pembedaan ontologis antara dunia indrawi yang berubah dan dunia ide yang abadi, di mana pengetahuan sejati hanya mungkin dicapai melalui pembebasan rasional dari doxa menuju epistēmē, sebagaimana dilambangkan dalam Alegori Gua. Kerangka metafisik ini tidak hanya membentuk epistemologinya, tetapi juga visi politik dan kebudayaannya: masyarakat ideal ditata secara hierarkis sesuai struktur jiwa—filsuf sebagai pemimpin karena mengakses Ide Kebaikan, penjaga sebagai penegak ketertiban, dan produsen sebagai pemenuh kebutuhan material—dengan keadilan dipahami sebagai harmoni fungsi, bukan kesetaraan. Dari perspektif yang sama, Plato mengkritik seni sebagai tiruan dari tiruan yang menjauhkan jiwa dari kebenaran dan berpotensi merusak tatanan moral, sehingga harus dikendalikan. Kebudayaan, bagi Plato, merupakan ekspresi karakter jiwa kolektif yang dapat dinilai secara hierarkis menurut kedekatannya pada idealitas rasional, sebuah pandangan yang melahirkan pembedaan antara “beradab” dan “barbar” dan menunjukkan bagaimana asumsi metafisik tentang kebenaran dan nilai membentuk penilaian budaya, politik, dan relasi antarkelompok sepanjang sejarah. Seri Kuliah Metafisika Kebudayaan Prof. Bambang I. Sugiharto 00:00:00 - Kebudayaan cara berfikir, merasa, berperilaku dan berhubungan yang spesifik pada masyarakat tertentu 00:03:00 - Metafisika sesudah wacana tentang "fisika" (wilayah medan empiris) [dalam kerangka Aristoteles] mengatasi sudut pandang empiris Renungan spekulatif yang lebih jauh dan mendalam tentang kebudayaan; yang cenderung bersifat abstrak. 00:06:40 - Pentingnya metafisika kebudayaan: 1. mendapatkan wawasan menyeluruh (universal) tentang 'hakekat' budaya pada umumnya. 00:08:57. 2. de facto visi-visi metafisik memberi arah untuk evolusi peradaban berfungsi sebagai norma ideal pertumbuhan 00:15:19 - Civilized, Cultured 00:17:06 - Para Tokoh 00:24:12 - Plato 1. Kerangka Ontologis ("Dialog Rapublic"): Segala sesuatu dalam realitas mengandung kesamaan - "Ide Universal" = inilah kenyataan yang paling real dan mutlak. - ada di dunia idea Realitas duniawi empiris adalah copy-an pucat/palsu/semu dari ide-ide universal yang sekaligus relatif (tidak mutlak) 00:32:45. - Realitas duniawi menimbulkan 'kepercayaan/keyakinan pribadi - doxa sementara yang disebut "pengetahuan" adalah filsafat tentang yang universal dan abstrak (episteme) 00:35:36 - Analogi situasi Gua - banyak ilusi - yang berhasil keluar adalah para filsuf melewati abstraksi dan dialektika. maka komunitas/masyarakat harus dipimpin oleh filsuf (the philosopher King) 00:42:50 Khas Filsuf sejati bukan orang yang dikuasai nafsu mencari kenikmatan dan kekayaan 00:43:43 - masyarakat terdiri dari 3 tingkatan 1. Pemerintah/Raja/Filsuf (yang mencintai kebijaksanaan) 2. Tentara (yang cinta pada kehormatan, setia mengabdi, cinta pengendalian diri dan membela negara) 3. Petani, artisan, seniman (yang cinta kekayaan material dan nafsu fisik) 00:48:02 - Ideal Hidup mencapai kebahagiaan di capai bila perilaku selaras dengan proporsi dan tugas-tugasnya dan tidak saling intervensi, terutama golongan ke 3; terutama seniman - berbahaya karena double copy realitas (palsu) 00:55:01 - Setiap kebudayaan memiliki karakter khas individu = manifestasi karakter budayanya contohnya suku Yunani utara berkarakter memiliki "semangat"; sementara Yunani wilayah Plato berkarakter suka belajar orang mesir - suka uang orang barbar (non yunani umumnya) - tidak beradab, karenanya layak di perangi. catatan Kuliah: https://ytpustakamatahari.blogspot.co... Full season Metafisika Kebudayaan: https://ytpustakamatahari.blogspot.co...