У нас вы можете посмотреть бесплатно Ceramah Dhamma Bhante Sripannavaro или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Dalam ajaran Buddha, kebajikan (sīla) dan kebijaksanaan (paññā) adalah dua dari tiga pelatihan utama yang membentuk jalan menuju pencerahan. Pelatihan ketiga adalah meditasi (samādhi). Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana kebajikan dan kebijaksanaan dipahami dan diaplikasikan dalam agama Buddha: Kebajikan (Sīla) Kebajikan merujuk pada perilaku etis dan moral yang menjadi dasar bagi praktik spiritual dalam Buddhisme. Kebajikan meliputi: Pancasila: Lima aturan dasar yang diikuti oleh umat Buddha awam: Tidak membunuh makhluk hidup. Tidak mencuri. Tidak melakukan perilaku seksual yang salah. Tidak berbohong. Tidak mengonsumsi zat yang memabukkan. Aturan Monastik: Bagi para biksu dan biksuni, ada aturan yang lebih rinci yang disebut Vinaya, yang mengatur perilaku mereka dalam berbagai aspek kehidupan. Kebajikan membantu individu mengendalikan tindakan dan ucapan mereka, menciptakan lingkungan yang harmonis dan mendukung perkembangan spiritual lebih lanjut. Dengan mempraktikkan kebajikan, seseorang mengurangi penderitaan diri sendiri dan orang lain, serta menciptakan karma baik. Kebijaksanaan (Paññā) Kebijaksanaan adalah pemahaman mendalam tentang sifat sejati dari realitas. Dalam Buddhisme, ini sering dibagi menjadi dua jenis: Kebijaksanaan Konvensional (Sammuti Paññā): Pemahaman yang muncul dari belajar dan mendengar ajaran Buddha (pariyatti). Kebijaksanaan Ultimat (Paramattha Paññā): Pemahaman mendalam dan langsung melalui pengalaman meditasi (paṭipatti). Kebijaksanaan mencakup: Pemahaman Empat Kebenaran Mulia: Adanya penderitaan (dukkha). Penyebab penderitaan (samudaya). Berakhirnya penderitaan (nirodha). Jalan menuju berakhirnya penderitaan (magga). Pemahaman tentang Anicca (ketidak kekalan), Dukkha (penderitaan), dan Anatta (tanpa diri): Ketiga sifat umum dari semua fenomena yang membantu seseorang memahami bahwa tidak ada yang permanen, segala sesuatu bersifat sementara dan tidak ada inti dari “diri”. Hubungan Kebajikan dan Kebijaksanaan Kebajikan dan kebijaksanaan saling mendukung dan tidak dapat dipisahkan dalam jalan menuju pencerahan: Kebajikan mendukung kebijaksanaan: Dengan menjalani kehidupan yang berbudi luhur, pikiran menjadi lebih tenang dan jernih, yang memungkinkan pengembangan kebijaksanaan yang lebih dalam melalui meditasi dan refleksi. Kebijaksanaan mendukung kebajikan: Dengan kebijaksanaan, seseorang memahami mengapa perlu menjalani kehidupan yang berbudi luhur dan bagaimana tindakan tersebut berkontribusi pada keseluruhan kebahagiaan dan pembebasan dari penderitaan. Kesimpulan Dalam agama Buddha, kebajikan (sīla) dan kebijaksanaan (paññā) adalah dua komponen kunci yang bekerja sama dalam jalan spiritual seseorang. Dengan mengembangkan kebajikan, individu menciptakan dasar yang kokoh untuk kehidupan yang harmonis dan etis. Kebijaksanaan kemudian mengarahkan individu untuk memahami realitas yang lebih dalam dan mencapai pencerahan. Kedua aspek ini saling mendukung dan memperkuat, membawa praktik Buddhis menuju tujuan akhir, yaitu Nirvana atau pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian