У нас вы можете посмотреть бесплатно Kisah Menegangkan Saat Cari Sumur Maut di Lubang Buaya Ini Tak Ada di Film G30S PKI или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Kisah Menegangkan Saat Cari Sumur Maut di Lubang Buaya Ini Tak Ada di Film G30S PKI Dikutip dari buku," Kunang Kunang Kebenaran di Langit Malam," berdasarkan info yang Sukitman sampaikan operasi mencari jenazah para jenderal ke Lubang Buaya pun dirancang dan disusun. Taklimat atau briefing yang ringkas mengenai operasi ini dibeberkan oleh perwira RPKAD Mayor CI Santoso di depan Mayor Subardi, Ajudan Letjen Ahmad Yani. Proses ini selesai pada sekitar pukul 11.30 dan sepuluh menit berikutnya berangkatlah semua anggota tim pencari ke Lubang Buaya. Sukitman bertindak sebagai pemandu, sementara Mayor Subardi sebagai pemimpin tim. Selain keduanya, ikut pula satu regu Yon Pomad Para, dua pilot pribadi Jenderal A Yani, rombongan fotografer dari Pom Kodam/Jaya serta Lettu Urip dari RPKAD yang memimpin Kompi Benhur RPKAD-nya. Mereka bergerak dengan roda empat. Sampai di Pasar Hek, mereka semua turun dari kendaraan dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Yang mereka tuju adalah sebuah lokasi yang diingat Sukitman sebagai tempat para korban ditembak dan diceburkan. Lokasi ini terletak di tengah hutan karet. Sesampainya di sana, muncul masalah tak terduga. Di tempat itu ternyata sudah ada kira-kira satu peleton PGT atau Pasukan Gerak Tjepat dari Angkatan Udara. Mereka terlihat sedang membongkar berbagai macam alat perkemahan. Di kemudian hari diketahui bahwa alat-alat ini habis digunakan oleh Sukarelawan dan Sukarelawati yang berkumpul di Lubang Buaya untuk menjalani latihan militer. Menghadapi situasi yang tak terduga itu, Mayor Subardi menjadi sangat curiga. Ia berpikir, orang-orang PGT tentu punya maksud yang tersembunyi. Mereka tak mustahil sedang menjalankan misi untuk menghilangkan jejak-jejak dan bukti-bukti. Maka bertolak dari pertimbangan itu, Mayor Subardi pun berinisiatif mengambil sejumlah langkah. Pertama, ia meminta Kompi Benhur dan pasukan RPKAD-nya membentuk sikap dan formasi tertentu untuk mengamankan areal di sekitar lokasi. Kedua, Mayor Subardi meminta regu Yon Pomad Para menyelidiki truk-truk milik PGT secara tidak langsung. Tindakan ini diperlukan agar adatidaknya jenazah para Jenderal di dalam kendaraan-kendaraan militer tersebut bisa dipastikan. Ketiga, ia sendiri dan Lettu Urip dari RPKAD kemudian menghampiri Komandan Peleton PGT. Rangkaian langkah tadi dilancarkan secara serempak. Dalam tanya-jawab dengan Komandan Peleton PGT, Mayor Subardi menangkap kesan bahwa perwira Angkatan Udara ini berusaha keras menyembunyikan misi yang sebenarnya. Ia sulit percaya atas keterangan yang bersangkutan bahwa PGT ada di lokasi itu hanya karena fakta bahwa daerah tersebut memang wilayah milik Angkatan Udara. Kendati dialog berlangsung alot dan menegangkan, sebuah kesepakatan akhirnya tercapai. Atas permintaan Mayor Subardi, PGT harus segera pergi karena areal tersebut berdasarkan perintah Pangkostrad telah dioper Angkatan Darat. Komandan Peleton PGT setuju, tetapi dengan syarat bahwa kegiatan PGT membongkar tenda harus lebih dulu diselesaikan. Berikutnya, atas syarat yang diminta PGT ini, Mayor Subardi tak menolak. Ia pun setuju demi menghindari pertumpahan darah. Orang-orang PGT menepati janji. Begitu pekerjaan mereka selesai, lokasi itu pun mereka tinggalkan. Mayor Subardi tak mencegah kepergian mereka. Ia merasa, pencegahan tak perlu ia lakukan karena, selain sudah ada kesepakatan, truk-truk mereka pun tak berisi jasad para Jenderal. Hal ini berdasarkan laporan yang disampaikan Yon Pomad Para. Sepeninggal pasukan PGT, Mayor Subardi segera melakukan rekonstruksi. Dalam proses ini, ingatan Sukitman menjadi acuan. Tetapi betapa tak mudahnya mencocokkan keterangan opsir polisi itu dengan kondisi nyata di lapangan. Di tengah hutan karet tersebut, ada beberapa rumah. Sukitman ingat, di sekitar salah satu bangunan inilah para jenderal disekap dan dihabisi. Sukitman lalu menunjuk rumah yang dimaksudkan dan tim pun bergerak ke sana. Namun muncul persoalan. Tak terlihat satu lubang sumur pun di situ. Di sekitar rumah, terutama pada bagian belakang dan samping, hanya ada hamparan tanah datar dengan bekas-bekas roda truk yang jelas dan mencolok. Sukitman tetap percaya bahwa ia telah berada di areal rumah yang benar. Setelah melakukan rekonstruksi dengan seksama, ia akhirnya menunjuk sebuah titik besar di belakang rumah sebagai lubang sumur yang menampung jasad para jenderal. _________________________________________ Jaket Outdoor Waterproof. Tertarik memiliki? Klik 👇 🛒 https://s.lazada.co.id/s.KEFBZ?cc