У нас вы можете посмотреть бесплатно Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya mengungkap kasus akses ilegal data pribadi или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya mengungkap kasus akses ilegal data pribadi yang digunakan untuk penipuan terhadap pengguna layanan paket cash on delivery (COD) di salah satu perusahaan ekspedisi, Ninja Xpress. Wakil Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya, AKBP Fian Yunus memaparkan mengenai modus operandi para tersangka, yakni T, MFB, dan G yang masih dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). "Kelompok pelaku ini mengambil data pribadi konsumen dalam bentuk dokumen elektronik berupa nama pemesan, jumlah pemesan, jenis pesanan, alamat pengirim, nomor handphone pemesan, dan biaya untuk COD," papar Fian dalam konferensi pers yang dilakukan di Mapolda Metro Jaya, Jumat (11/7/2025), dipantau dari Breaking News KompasTV. Fian mengatakan, setelah mendapatkan data konsumen tersebut, selanjutnya pelaku menggunakan data itu untuk melakukan kejahatan. Pemaparan lebih lanjut disampaikan Kasubdit III Direktorat Reserse Siber (Ditressiber) Polda Metro Jaya, AKBP Rafles Langgak Putra Marpaung dalam kesempatan sama. Ia mengungkap awal terbongkarnya kasus ini, di mana diketahui ada sekitar 100 komplain dari masyarakat pengguna. Komplain dari masyarakat tersebut menyatakan pengiriman menggunakan Ninja Express dengan sistem COD tidak sesuai dengan pesanan ketika sampai. Kata Rafles, paket yang bermasalah itu isinya kain-kain perca, sampah, atau koran-koran yang ditumpuk-tumpuk sehingga membuat paket berat. "Dari sini kemudian pihak Ninja Express itu melakukan audit internal, dari awalnya 100 komplain, ternyata ada 294 pengiriman yang jenis pembayarannya COD ini bermasalah," ungkap Rafles.