У нас вы можете посмотреть бесплатно Kenapa Pemberontakan PKI di Madiun Gagal❓Ini Kata Perwira Siliwangi yang Menumpasnya или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Kenapa Pemberontakan PKI di Madiun Gagal, Ini Kata Perwira Siliwangi yang Menumpasnya Kenapa pemberontakan PKI di Madiun gagal? Ini kata perwira Siliwangi yang menumpasnya. Seperti apa ceritanya? Simak cerita yang akan diulas dalam video ini. Mengutip buku, "Lubang-lubang Pembantaian, Petualangan PKI di Madiun," yang disusun Tim Jawa Pos, Maksum, Agus Sunyoto dan A Zainuddin, hanya dalam tempo kurang dari tiga bulan tentara Republik berhasil menggagalkan pemberontakan FDR/PKI di berbagai tempat di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Bahkan dalam kurun tidak kurang dari delapan hari, pasukan Republik sudah berhasil merebut dan menguasai Madiun. Menurut Tim Jawa Pos dalam buku yang disusunnya, melihat perimbangan kekuatan pasukan kedua belah pihak waktu itu, agak mustahil jika pasukan Republik berhasil menumpas pemberontakan berdarah itu dalam waktu demikian singkat. Sebab, secara kuantitas dan kualitas, pasukan dari FDR/PKI tidak berada di bawah pasukan Republik. Oleh sebab itu, yang patut diperanyalan adalah mengapa pemberontakan yang dipimpin Muso dan Amir Sjarfuddin itu mengalami kegagalan yang demikian telak? Di mana letak kekuatan pasukan Republik dan di mana letak kelemahan pasukan FDR/PKI? Masih menurut Tim Jawa Pos, dari segi kekuatan militer, disiplin organisasi, dan kemampuan memobilisasi massa, khususnya memanipulasi opini untuk melakukan pemberontakan, kekuatan FDR/PKI ketika itu tidak diragukan lagi. Kemampuan FDR/PKI merebut simpati massa dengan berbagai cara, setidaknya telah dibuktikan dengan masuknya sejumlah laskar rakyat dan tentara yang semula mendukung Republik ke kubu mereka. "Dilihat dari kematangan dan disiplin organisasi hanya tentara saja yang bisa menandingi PKI,” kata Herbert Feith, peneliti senior dari Australian National University, yang menulis buku "Pemikiran Politik Indonesia". Tetapi bagaimanapun, pada kenyamannya pemberontakan FDR/PKI menemui kegagalan. Muso yang menjadi orang nomor satu dalam pemberontakan Madiun itu malah tewas tertembak di Ponorogo. Sementara itu, Amir Sjarifuddin berhasil ditawan dan dijatuhi hukuman mati oleh Kolonel Gatot Subroto di Surakarta. Menurut Tim Jawa Pos, ditinjau dari segi taktis, kegagalan FDR/PKI menjadikan kawasan Gunung Wilis sebagai killing ground guna menggebuk pasukan Siliwangi yang datang dari barat berpangkal pada serangan mendadak Brigade Surachmad terhadap kekuatan mereka di Kediri. Terpukulnya pasukan inti FDR/PKI di Kediri itu menyebabkan strategi mereka untuk memancing pasukan Siliwangi menjadi berantakan. Malah cepatnya gerak Brigade Surachmad memburu telah menyebabkan posisi pasukan FDR/PKI menjadi terjepit dari dua arah. Tetapi, tidak lepas dari kekalahan taktik militer, tentu ada faktor lain yang lebih menentukan kegagalan pemberontakan tersebut. Menurut Letjen Purnawirawan Achmad Kosasih, perwira Siliwangi yang terlibat langsung dalam penumpasan pemberontakan PKI di Madiun yang jadi salah satu faktor kegagalan pemberontakan PKI tahun 1948 adalah kenyataan bahwa para pimpinan mereka, terutama Muso, tidak melihat situasi dan kondisi secara jernih. "Satu kesalahan sangat besar yang dibuat PKI waktu itu adalah, pemberontakan dilakukan ketika masyarakat sedang terproses dalam revolusi. Padahal, suatu masyarakat yang sedang menjalani revolusi tidak boleh diganggu di tengah jalan," kata Letjen Achmad Kosasih. Masih menurut Achmad Kosasih, dalam suasana seperti itu, indoktrinasi macam apa pun yang dilakukan untuk menarik simpati tidak akan bisa diterima rakyat. Menurut Tim Jawa Pos, pasukan yang dipimpin Kosasih ketika itu berhasil menangkap Amir Sjarifuddin. Menurut Kosasih, waktu FDR/PKI terlalu yakin bahwa indoktrinasi yang mereka lakukan terhadap masyarakat sudah berhasil. Sehingga mereka salah memberikan estimasi. "Dalam suasana revolusi seperti itu, FDR/PKI menganggap seolah-olah masyarakat sudah pasti mendukung gerakan mereka," kata Kosasih. Kosasih menambahkan, ditinjau dari taktik militer waktu itu pemberontakan yang dilakukan PKI sebenarnya amat tepat. Sebab, pemberontakan berdarah tersebut dilakukan PKI justru pada saat pasukan Republik sedang bersiaga menghadapi serangan Belanda. Dengan begitu, pemberontakan PKI ketika itu dapat dikatakan menikam Republik dari belakang. Masih dari segi taktik militer, kata Kosasih, tindakan PKI itu taktis sekali. Namun, secara strategis gerakan PKI keliru karena tidak didukung rakyat. "Gerakan mereka tidak mempunyai basis di tengah masyarakat. Mereka salah terka,”ujar Kosasih.