Rekayasa Kematian Brigadir Esco seolah Bunuh Diri, Mertua hingga Ipar Ikut Jadi Tersangka скачать в хорошем качестве

Rekayasa Kematian Brigadir Esco seolah Bunuh Diri, Mertua hingga Ipar Ikut Jadi Tersangka

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru TRIBUN-VIDEO.COM - Polisi telah menetapkan empat tersangka baru dalam kasus pembunuhan terhadap Brigadir Esco Fasca Rely, mereka adalah mertua hingga ipar dari korban sendiri. Para tersangka disebut merekayasa kasus kematian Brigadir Esco seolah sebagai kasus bunuh diri. Pasalnya, saat pertama kali ditemukan, tubuh Brigadir Esco dalam keadaan terikat tali di belakang rumahnya di Dusun Nyiur Lembang Dalem, Desa Jembatan Gantug, Kecamatan Lembar, Lombok Barat. Empat tersangka baru ini adalah Amaq Saiun, Nuraini, Dani, dan Paozi. Keempatnya dihadirkan oleh polisi dalam rilis di Mapolres Lombok Barat pada Kamis (16/10) bersama Briptu Rizka Sintiyani. Kasat Reskrim Polres Lombok Barat AKP Lalu Eka Arya Mardiwinata mengungkapkan, penyebab korban meninggal adalah benturan benda tumpul di kepala. Selain itu juga ada tusukan menggunakan senjata tajam. Saat ini polisi masih mencari benda yang digunakan untuk menganiaya Brigadir Esco. Adapun penganiayaan tersebut bermula saat Brigadir Esco cekcok dengan Briptu Rizka pada 19 Agustus lalu. Percekcokan korban dan pelaku dipicu masalah ekonomi Setelah Brigadir Esco tewas di tangan sang istri, empat tersangka lainnya berperan membantu menyembunyikan kematian korban. Atas perbuatannya, para tersangka dijerat dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan atau pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal pidana mati atau seumur hidup atau paling lama 15 tahun penjara. (TribunVideo.com) Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Apa yang Masih Belum Terungkap di Kasus Kematian Brigadir Esco?, https://lombok.tribunnews.com/ntb/945.... Program: Live Tribunnews Update Host: Fransisca Krisdianutami Mawaski Editor Video: Rahmat Gilang Maulana Uploader: Alfin Wahyu Yulianto