У нас вы можете посмотреть бесплатно balaganjur "LARUNG" Sanggar Seni Gayatri или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
Larung merupakan bentuk penghormatan dan penyucian Buana Agung dan Buana Alit. Upakara ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan alam agar dihindarkan dari bencana. Pada konteks ngelarung, laut merupakan medium atau tempat peleburan Panca Maha Butha yakni pertiwi, apah, teja, bayu, akasa. Peleburan ini bertujuan untuk mengembalikan unsur-unsur pembentuk mahkluk hidup untuk kembali ke asalnya. Ngelarung sebagai sebuah proses peleburan kemudian diaplikasikan kedalam bentuk sajian baleganjur dengan melibatkan unsur Panca Maha Butha sebagai material tafsir musikal penyusun garapan ini. pertiwi (zat padat) diaplikasikan kedalam motif-motif gending yang padat, Melodi yang rapat, kilitan ceng-ceng serta pengolahan tekstur yang padat. Apah (zat cair) direpresentasikan dengan bagian gending bermotif lentur, melodi sederhana dan mengalir. Teja (zat panas) menjadi cerminan dari semangat yang membara lewat permainan motif gending keras bertempo cepat serta permainan tehnik dengan tingkat kerumitan tinggi. Bayu (zat udara) dimaknai sebagai prana atau pernapasan. Dalam konteks komposisi diaplikasikan sebagai permainan dinamika, umbang-isep, serta pemberian angkihan pada gending. Akasa dimaknai sebagai ruang, baik ruang kosong (silent) maupun ruang antar masing-masing instrumen untuk saling menonjol dalam bingkai keharmonisan yang subyektif. Aspek aspek musikal tersebut dipadukan dengan olah gerak yang selaras kemudian melebur menjadi satu pada sajian baleganjur Larung dengan mempertahankan konsep keseimbangan. Konteks keseimbangan tidak diletakan pada posisi yang simetris namun berusaha mencapai keseimbangan dalam konteks asimetris sebagai simbol bahwa manusia seharusnya berusaha selaras dalam perbedaan dan melebur dalam satu tujuan untuk mewujudkan Tri Hita Karana. Compouser : Bagas Koreogrfer : Agus Onet Sekaha Baleganjur : Sanggar Seni Gayatri, Sangkaragung, Jembrana