У нас вы можете посмотреть бесплатно Semar Minggat (Live, 2011) - H. Asep Sunandar Sunarya GH3 или скачать в максимальном доступном качестве, видео которое было загружено на ютуб. Для загрузки выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием видео, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса ClipSaver.ru
TEMA VIDEO Dalam rangka pelestarian budaya lokal (folklore) Jawa Barat yang memiliki kearifan lokal (local wisdom) yang adiluhung, di antaranya dengan cara pengarsipan digital kesenian-kesenian lawas tradisional rakyat Jawa Barat dari sumber aslinya (primer). Pengarsipan budaya tersebut dipublikasikan melalui media sosial seperti YouTube agar dikenal kembali oleh para generasi penerus. Kesenian-kesenian tersebut di antaranya seni pertunjukan wayang golek (puppet show). Tentunya konten wayang golek ini sudah dimodifikasi sedemikian rupa melalui proses editing dan bersifat unik serta ditambahkan deskripsi atau sinopsis agar memiliki nilai hiburan dan edukasi yang signifikan bagi para penggemar wayang golek. ================== DESKRIPSI VIDEO Pagelaran wayang golek Giriharja 3 pimpinan ki dalang H. Asep Sunandar Sunarya ini merupakan rekaman video panggung atau live waktu pentas di kawasan Situ Cikumpay Kecamatan Campaka Kab. Purwakarta dalam rangka Festival "Hideung-Bodas" dan Hari Jadi yang ke-180 Purwakarta pada tanggal 20 Juli 2011 atas prakarsa Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pada waktu itu. Sekarang Dedi Mulyadi menjadi Gubernur Jawa Barat periode 2025-2030. ================================== Sinopsis : Dikisahkan tentang menghilangnya Semar Badranaya dari Padepokan Tumaritis. Menghilangnya Semar ini sudah satu bulan. Jelas hal ini menimbulkan kekhawatiran dari anak-anaknya yaitu Astrajingga atau lebih dikenal sebagai Cepot dan adiknya Dawala. Selain itu Dewi Sutiragen yang merupakan istrinya Semar juga diculik oleh sekelompok Denawa (buta/raksasa) sebagai jaminan untuk mendapatkan pusaka Layang Jamus Kalimusada milik Semar yang dititipkan kepada Raja Yudhistira sebagai Raja Amarta juga saudara tertua Pandawa. Ternyata “minggatnya” Semar dari kediamannya itu sebagai bentuk ekspresi kekecewaan dia terhadap Pandawa yang seolah-olah menjadikan pusaka tersebut sebagai jimat atau simbol saja. Seharusnya menurut Semar, pusaka tersebut jangan hanya dijadikan sebagai jimat saja, tetapi harus diterapkan dalam perbuatan sehari-hari. Dalam hal ini, dalang Asep Sunandar seperti mempersonifikasikan pusaka Layang Jamus Kalimusada dengan Pancasila yang menjadi ideologi negara Indonesia. Jelas bahwa dalang Asep Sunandar ini ingin menyesuaikan cerita wayang yang aslinya dari Tanah Hindustan (India) dengan budaya Indonesia. Maka terjadilah apa yang disebut dengan akulturasi budaya antara budaya India dengan budaya Indonesia, dalam hal ini budaya di Tatar Pasundan. Dalam suatu adegan, Cepot mati terpanggang panah yang dilemparkan oleh raja denawa. Tubuh Cepot jatuh di depan ayahnya, yaitu Semar yang pada waktu itu sedang bersemedi. Cepot kemudian dihidupkan lagi oleh Semar, dan dirobah wujudnya menjadi seorang ksatria yang bernama Sanghiyang Wirayudha. Selanjutnya ksatria jelmaan Cepot ini mendatangi para denawa dan mengalahkan raja denawa yang ternyata jelmaan dari tas pusaka Semar. Sedangkan pusaka Layang Jamus Kalimusada itu sendiri berhasil ditemukan oleh Semar Badranaya.